Memasuki tahun 2018, saham-saham konstruksi bergerak naik seiring naiknya indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia yang terus mencetak rekor tertinggi baru dan menembus level 6.600 pada pekan lalu. Bahkan saham PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA) mampu mencatatkan kenaikan lebih dari 40% sepanjang bulan ini, tertinggi dibanding saham konstruksi lainnya. Mendekati musim keluarnya laporan keuangan tahun buku 2017 akan kembali pendorong kenaikan saham konstruksi.
Komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla membangun infrastruktur di seluruh Nusantara dengan meningkatkan konektivitas memberi dampak positif bagi emiten konstruksi. Terutama saham Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di sektor konstruksi (BUMN Karya) seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT PP (Persero) Tbk. BUMN karya tersebut telah naik lebih dari 20% sepanjang tahun ini.
Emiten BUMN karya yang banyak mendapat proyek infrastruktur dari pemerintah kembali diburu para investor. Sebelumnya perusahaan konstruksi pelat merah tersebut dijauhi para pemodal karena kekhawatiran terhadap likuiditas terkait pembayaran proyek infrastruktur pemerintah. Namun, dengan akan selesainya beberapa proyek yang dikerjakannya, BUMN Karya tersebut akan segera mendapatkan modal baru dari pembayaran dari proyek yang akan rampung pada tahun ini sehinga dapat untuk membiayai proyek lainnya.