Penjualan produk popok bayi di Indonesia mampu menembus angka belasan hingga puluhan triliun rupiah per tahun.
Menurut data Euromonitor International yang dikutip PT Unicharm Indonesia Tbk dalam prospektusnya (Desember 2019), jumlah nilai penjualan popok bayi biasa (nappies/diapers) dan popok model celana sekali pakai (disposable pants) di dalam negeri mencapai Rp15,5 triliun pada 2015.
Nilai penjualannya kemudian tumbuh hingga mencapai Rp20,1 triliun pada 2018, dengan compounded annual growth rate (CAGR) sebesar 9,1% per tahun selama periode 2015-2018.
"Celana sekali pakai lebih sering dibeli di Indonesia karena para orang tua di Indonesia lebih menghargai kemudahan dalam menggunakan produk ini. Oleh karena itu, sub-kategori ini membukukan lebih dari 65% nilai ritel pada tahun 2018," kata manajemen PT Unicharm Indonesia Tbk dalam prospektusnya.
Euromonitor International memproyeksikan penjualan popok bayi biasa dan disposable pants di Indonesia akan terus naik dengan CAGR 10,8% per tahun selama periode 2018-2023, hingga nilainya mencapai Rp33,5 triliun pada 2023 seperti terlihat pada grafik.
"Terdapat lebih dari 24,2 juta warga Indonesia berumur 0-4 tahun pada tahun 2018, pada golongan ini termasuk bayi dan balita. Apabila dibandingkan dengan negara lain dari sisi populasi pasar, Indonesia memiliki potensi terbesar untuk produk popok bayi di antara negara-negara lainnya di Asia," kata PT Unicharm.
Kendati demikian, menurut Euromonitor International tingkat penggunaan popok di Indonesia masih tergolong rendah dibanding sejumlah negara tetangga.
Pada 2018 anak berusia 0-4 tahun di Indonesia rata-rata menggunakan 282 popok/disposable pants per tahun. Sedangkan di Thailand dan Malaysia tingkat penggunaannya rata-rata mencapai 430 popok/disposable pants per tahun, dan Jepang 1.735 popok/disposable pants per tahun pada periode sama.
"Hal ini menunjukkan ruang yang signifikan untuk penggunaan dan pemakaian yang lebih besar di Indonesia, jika dibandingkan dengan pasar Asia Tenggara lainnya serta ekonomi yang sudah maju seperti Jepang," kata PT Unicharm.
"Keluarga di daerah perdesaan kadang menggunakan popok kain yang bisa dicuci daripada popok sekali pakai karena pertimbangan biaya. Namun, pemakaian terus meningkat seiring dengan jumlah orang tua di Indonesia yang menghargai kenyamanan dengan menggunakan popok sekali pakai. Dengan tingkat pendapatan yang terus meningkat, permintaan terhadap produk-produk premium juga meningkat," lanjutnya.
(Baca: Penjualan Popok Dewasa di RI Diprediksi Terus Meningkat)