Total nilai penjualan sektor Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) di e-commerce Indonesia sepanjang 2023 mencapai Rp 57,6 triliun. Hal itu berdasarkan hasil riset terbaru Compas.co.id bertajuk Indonesian FMCG Report 2023.
Riset Compas.co.id dilakukan di tiga e-commerce, yaitu Shopee, Tokopedia, dan Blibli menggunakan metode online crawling pada periode 1 Januari-31 Desember 2023. Tercatat, ada empat kategori utama yang masuk dalam dashboard Compas, terdiri dari 270 subkategori, 38.185 merek, dan 10.712.117 daftar produk.
Co-Founder & CEO Compas.co.id Hanindia Narendrata (Drata) mengatakan, nilai penjualan sektor FMCG pada 2023 naik tipis 1,03% atau Rp576 miliar dibanding periode 2022 yang mencapai Rp57,02 triliun.
Drata mengatakan, perawatan dan kecantikan merupakan kategori terlaris dengan nilai Rp28,2 triliun atau 49% dari total nilai penjualan sektor FMCG di Indonesia pada 2023.
Disusul kategori makanan dan minuman sebesar Rp11,8 triliun (20,4%), kesehatan senilai Rp10,7 triliun (18,7%), serta kategori ibu dan bayi senilai Rp6,8 triliun (11,9%).
Drata mengatakan, nilai transaksi kategori kecantikan dan perawatan naik 16% atau meningkat Rp3,8 triliun dibandingkan tahun lalu dan pada kategori makanan dan minuman naik 9% atau meningkat Rp932 juta dibandingkan tahun lalu.
“Kategori kecantikan dan perawatan ditopang oleh produk parfum yang nilai penjualannya mencapai Rp2,6 triliun atau meningkat 9% dibanding tahun sebelumnya,” kata Drata dilansir dari siaran pers, Rabu (10/1/2024).
Sementara, ia melanjutkan, pada kategori makanan dan minuman, makanan beku menjadi produk yang paling diminati dengan nilai penjualan mencapai Rp1,1 triliun atau meningkat 9% dari tahun sebelumnya.
Menurut Drata, fenomena ini berpotensi sebagai dampak dari beberapa hal yang terjadi di tahun 2022 maupun 2023 seperti pertumbuhan parfum yang cukup meningkat di tahun 2023, ditengarai oleh munculnya brand-brand lokal yang mampu bersaing dengan brand global.
Sementara di kategori makanan dan minuman pertumbuhan dari frozen food diperkirakan sebagai dampak dari perubahan perilaku konsumen saat pandemi, yang menyimpan sejumlah makanan dalam cold storage dalam satu kali transaksi, dan dapat dikonsumsi di kemudian hari.
“Nampaknya hal ini masih menjadi tren meskipun Indonesia sudah resmi memasuki masa endemik di pertengahan tahun 2023 lalu,” kata Drata.
Drata mengatakan, pada kategori ibu dan anak mengalami penurunan 2% atau senilai Rp81 juta dibanding tahun lalu. Hal ini, menurut dia, ditenggarai fenomena boikot produk memberikan dampak yang cukup signifikan.
Di sisi lain penurunan yang lebih signifikan terasa di kategori kesehatan, yang menurun 12% atau senilai Rp1,2 triliun. Drata mengatakan, pengumuman mengenai endemik diperkirakan menjadi penyebab terjadinya penurunan kesadaran penggunaan alat-alat pendukung kesehatan di tahun 2023 lalu.
Drata melanjutkan, sektor FMCG menghasilkan nilai penjualan sektor FMCG terbesar berasal dari kuartal IV yang mencapai Rp16,2 triliun, kemudian diikuti dengan nilai penjualan di kuartal I dengan Rp14,8 triliun, kuartal II Rp13,5 triliun, dan kuartal III sebesar Rp13 triliun.
Selain itu, jumlah transaksi di sektor FMCG mencapai 1,56 juta transaksi sepanjang 2023 meningkat 2,75% atau bertambah sekitar 42 juta transaksi dibanding tahun sebelumnya.
(Baca: Produk Ibu dan Anak Paling Terdampak Aksi Boikot-Israel, Kecantikan Tak Goyah)