Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), dari sekitar 15,6 ribu usaha e-commerce yang disurvei pada 2021, mayoritas atau 41,5% menjual produk makanan dan minuman.
Jenis produk lain yang banyak dijual adalah busana atau fashion, diikuti kelompok produk kebutuhan rumah tangga.
Berikut rincian proporsi usaha e-commerce di Indonesia berdasarkan jenis barang/jasa yang dijual pada 2021:
- Makanan dan minuman: 41,5%
- Fashion: 16,25%
- Kebutuhan rumah tangga: 9,67%
- Kosmetik: 6,85%
- Jasa transportasi/pengiriman barang: 6,17%
- Hiburan/hobi/olahraga: 5,79%
- Handphone/pulsa/aksesoris/servis: 5,76%
- Alat transportasi: 4,61%
- Obat-obatan: 3,99%
- Buku/majalah/koran/ATK: 2,88%
- Bahan bangunan: 2,57%
- Barang elektronik: 2,41%
- Jasa akomodasi: 1,66%
- Jasa pendidikan: 1,1%
BPS melakukan survei ini terhadap 15.677 sampel usaha e-commerce yang tersebar di 34 provinsi dan 159 kabupaten/kota. Sampel dalam survei ini adalah pelaku usaha yang menggunakan internet untuk menerima pesanan atau melakukan penjualan barang/jasa pada tahun 2021.
Menurut BPS, sebagian besar pelaku usaha e-commerce di Indonesia menggunakan pesan instan dan media sosial sebagai media penjualan, dan metode pembayaran yang paling sering digunakan adalah cash on delivery (COD) atau pembayaran secara tunai.
"Hampir separuh atau 49,82% usaha langsung melakukan kegiatan e-commerce saat baru mulai beroperasi. Kemudian sebanyak 23,48% usaha baru mulai kegiatan e-commerce lebih dari 5 tahun setelah kegiatan operasional dimulai," kata BPS dalam laporan Statistik eCommerce 2022.
"Kendala utama yang dialami dalam menjalankan kegiatan usaha e-commerce selama tahun 2021 didominasi oleh kurangnya permintaan barang dan jasa," lanjutnya.
(Baca: 10 E-Commerce dengan Pengunjung Terbanyak Kuartal II 2022)