Volume ekspor cumi, sotong, dan gurita pada 2019 mencapai 143,84 juta kilogram pada 2019. Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat, jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 152,10 juta kilogram.
Meski demikian, nilai ekspor cumi, sotong, dan gurita pada 2019 naik dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ekspor pada 2019 sebesar US$ 556,29 juta atau sekitar Rp 7,94 triliun (kurs US$ 1 = Rp 14.276), sedangkan tahun 2018 sebesar US$ 554,59 juta atau sekitar Rp 7,91 triliun.
Tren volume ekspor cumi, sotong, dan gurita cenderung naik sejak 2012 hingga 2019. Tercatat, volume ekspor komoditas ini hanya 82,14 kilogram pada 2012. Kemudian, pada 2013 volume ekspor cumi, sotong, dan gurita naik menjadi 90,24 kilogram. Lalu, volume ekspornya menurun pada 2014 menjadi 77,70 kilogram.
Pada 2015 volume ekspor cumi, sotong, dan gurita kembali naik menjadi 98,99 kilogram dan 2016 menjadi 122,13 kilogram. Sementara itu, pada 2017 menurun tipis menjadi 120,39 kilogram.
Badan Usaha Milik Negara alias BUMN klaster pangan PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus dikabarkan melakukan ekspor perdana gurita kemasan ke Amerika Serikat (AS). Perinus mengekspor gurita steam siap konsumsi (ready to eat) dan gurita dalam bentuk beku alias whole frozen dengan volume 132 ton atau sebanyak 6 container 40 feet ke negara tersebut.
(Baca: Siapa Pasar Ekspor Lobster Terbesar Indonesia?)