Konsumsi minuman sirop di Indonesia cenderung meningkat saat bulan Ramadan.
Menurut survei Kurious-Katadata Insight Center (KIC), pada bulan puasa mayoritas atau 70,9% responden mengonsumsi sirop lebih banyak dibanding bulan-bulan lainnya.
Responden yang intensitas konsumsi siropnya tidak berubah hanya 14,7%, dan yang konsumsinya berkurang cuma 14,4%.
Kurious-KIC juga menemukan, pada bulan Ramadan mayoritas atau 43,3% responden menghabiskan uang sekitar Rp100.000 sampai Rp150.000 untuk belanja sirop.
Namun, pada bulan-bulan lainnya, yang belanja sirop sebanyak itu hanya 23,8%.
Kurious-KIC melakukan survei ini pada 17-24 Maret 2023 dengan melibatkan 622 responden yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Mayoritas responden berada di Pulau Jawa selain Jakarta (64,3%) serta di Jakarta (15,3%).
Proporsi jenis kelamin responden cukup seimbang, yakni laki-laki 50,2% dan perempuan 49,8%.
Sebagian besar responden berusia antara 35-44 tahun (34%), diikuti kelompok 25-34 tahun (27%) dan kelompok 45-54 tahun (21%).
Survei ini menggunakan metode computer-assisted web interviewing (CAWI), dengan tingkat kepercayaan 95% dan toleransi kesalahan sekitar 3,9%.
(Baca: Mayoritas Warga RI Sering Konsumsi Makanan dan Minuman Manis)