Survei Katadata Insight Center (KIC) menemukan, terdapat 51,6% responden anak muda di Indonesia yang menilai politik adalah hal yang buruk.
Rinciannya, sedikitnya 8,8% responden yang menyatakan sangat buruk dan 42,8% menilai buruk.
Responden pun diminta memilih satu kata yang membuat politik dipandang buruk. Mayoritas atau 31,3% responden menjawab korupsi.
"Korupsi membuat politik menjadi buruk," tulis tim riset KIC dalam laporannya.
Kemudian kekuasaan menempati urutan kedua sebagai terminologi yang membuat politik dipandang buruk, dinilai oleh 8,5% responden.
Lalu disusul terminologi politik uang atau money politic sebanyak 7,3%; bohong 6,8%; dan manipulatif 6,2%.
Ada pula responden yang menyebut curang, janji manis, buruk/jahat, tidak jelas, adu domba, tidak konsisten, tipu-tipu, pencitraan, buzzer, SARA, hingga polarisasi sebagai kata yang membuat politik dinilai buruk. Persentase kata-kata itu di bawah 6%, seperti terlihat pada grafik.
Survei khusus terminologi politik buruk ini melibatkan 518 responden. Responden memiliki telepon seluler dan mewakili seluruh demografi Indonesia, dengan proporsi 60,6% responden laki-laki dan 39,4% responden perempuan.
Mayoritas responden berada di Pulau Jawa (54,4%), kemudian di Sumatra (22,5%) dan Sulawesi (7,8%). Sementara, proporsi responden yang berasal dari Kalimantan, Bali-Nusa, dan Maluku-Papua berada di rentang 3,6-6,4%.
Responden terdiri dari kelompok gen Z atau usia 17-26 tahun sebanyak 50,4%, serta kelompok milenial atau usia 27-42 tahun 49,6%.
Pengambilan data dilakukan pada 11-17 Oktober 2023 secara online dengan metode pengambilan sampel non-probability sampling.
(Baca juga: Bukan Popularitas, Ini Karakter Utama Pemimpin yang Dicari oleh Gen Z Indonesia)