Masalah utama yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini adalah mahalnya harga kebutuhan pokok.
Hal ini terlihat dari laporan survei Poltracking Indonesia yang berjudul Evaluasi 1 Tahun Kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Pada Oktober 2025, ada 36,7% responden yang menganggap harga kebutuhan pokok sebagai persoalan yang harus segera diselesaikan.
"Persoalan yang mungkin harus menjadi perhatian kinerja pemerintahan ke depan, anggota kabinet (adalah) harga kebutuhan pokok mahal, ini paling tinggi," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda Rasyid, saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Minggu (19/10/2025).
Selain harga kebutuhan pokok, persoalan lain yang tergolong tinggi persentasenya adalah kemiskinan dan susah mencari pekerjaan.
Berikut rincian persoalan yang dihadapi masyarakat pada Oktober 2025, menurut survei Poltracking Indonesia:
- Harga kebutuhan pokok mahal: 36,7%
- Kemiskinan: 19,7%
- Susah mencari lapangan kerja: 10,3%
- Pemberantasan korupsi: 6,1%
- pembangunan/perbaikan infrastruktur: 4,9%
- Biaya pendidikan dasar-menengah yang mahal: 3,5%
- Biaya berobat/kesehatan yang mahal: 3,4%
- Sarana/transportasi yang tidak memadai: 1,8%
- Keamanan/ketertiban: 1,4%
- Sulitnya mendapatkan modal usaha: 1,3%
- Rendahnya kualitas pendidikan: 1,1%
- Kerusakan lingkungan: 0,9%
- Kebebasan berpendapat: 0,9%
- Politik dinasti: 0,7%
- Utang luar negeri: 0,7%
- Nilai tukar rupiah terhadap mata uang luar negeri: 0,4%
- Konflik masyarakat (masalah terkait isu SARA): 0,4%
- Kepengurusan izin administrasi/birokrasi sulit: 0,4%
- Maraknya pekerja asing: 0,1%
- Lainnya: 1,9%
- Tidak tahu/tidak jawab: 3,4%
Poltracking melakukan survei ini pada 3-10 Oktober 2025 secara tatap muka, dengan melibatkan 1.220 responden berusia 17 tahun ke atas yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error plus/minus 2,9% serta tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Respons Warga RI saat Lihat Ketidakadilan dari Pemerintah, Pernah Lakukan?)