Hasil survei Yayasan Pelopor Pilihan Tujuhbelas (PP17) melalui Kawula17 mengungkap, tingkat pengetahuan anak muda Indonesia terhadap isu gender masih terhitung terbatas.
Responden muda yang mengaku memahami isu tersebut namun secara terbatas sebesar 68%. Sedangkan yang tidak memahami 22%.
Proporsi keduanya itu jauh lebih tinggi dari responden yang memahami secara cukup, sebesar 9%. Bahkan yang memahami secara mendalam hanya 1%.
Kendati mayoritas memahaminya secara terbatas, orang muda ini masih bisa mengidentifikasi sejumlah isu gender yang menjadi tantangan di Indonesia.
Isu terbesar adalah terkait kekerasan dan pelecehan seksual, dipilih 36% responden. Ini terutama disuarakan perempuan (40%), ibu rumah tangga (46%), mereka yang tinggal di Jawa (39%), Sulawesi (41%).
Gentingnya isu kekerasan dan pelecehan seksual juga dipilih oleh mereka dari level aktivisme yang sangat progresif (48%) dan progresif (43%). Sementara secara tingkat kemarahan atau ketertarikan terhadap isu ini, yakni merasa marah (38%) dan sangat marah (42%), serta mereka yang sangat tertarik (42%).
Isu gender terbesar selanjutnya adalah kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT, dipilih 31% responden. Lalu meningkatnya pernikahan dini, sebesar 19%. Adapun isu yang mendapat porsi perhatian terkecil adalah sunat perempuan, hanya 2%.
Berikut daftar masalah gender yang masih menjadi tantangan di Indonesia pada pertengahan 2025:
- Kekerasan dan pelecehan seksual: 36%
- Kekerasan dalam rumah tangga: 31%
- Meningkatnya pernikahan dini: 19%
- Pendidikan seks dan kesehatan: 18%
- Ketidakhadiran ayah: 14%
- Kurangnya perlindungan: 12%
- Kesenjangan upah dengan laki: 11%
- Perempuan baru melahirkan: 10%
- Minimnya ruang menyusui: 10%
- Stigma ke kelompok marjinal: 9%
- Akses pendidikan: 7%
- Peran gender tradisional: 7%
- Minimnya keterwakilan politik: 6%
- Jatah cuti ayah terbatas: 5%
- Kekerasan terhadap jurnalis: 5%
- Sunat perempuan: 2%
- Lainnya: 1%
- Tidak satu pun di atas: 0%.
Survei khusus tantangan isu gender melibatkan 1.303 dari 1.342 responden berusia 17-35 tahun. Secara total, responden tersebar di Pulau Jawa (60%), Sumatera (19%), Sulawesi (8%), Kalimantan (6%), Nusa Tenggara (6%), dan lainnya (2%). Adapun komposisi jenis kelaminnya, 49% perempuan dan 51% laki-laki.
Mayoritas responden merupakan pekerja swasta dan ASN (37%), lalu ibu rumah tangga (16%), pelajar (11%), fresh graduate (9%), dan lainnya (26%).
Survei diselenggarakan pada 10-17 Juli 2025 dengan metode computer-assisted self interviewing (CASI) atau survei online.
(Baca: Kawula17: Pemahaman Gender Anak Muda Indonesia Masih Terbatas)