Kinerja sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkat pesat pada tahun buku 2021. Berdasarkan data Kementerian BUMN, kenaikan laba BUMN naik menjadi Rp 90 triliun pada 2021, atau hampir 600 persen dari sebelumnya Rp 13 triliun pada 2020.
Peningkatan laba BUMN di sektor jasa keuangan paling tinggi dibanding lainnya dengan profit sebesar Rp 75 triliun pada 2021 atau tumbuh 72 persen dibanding laba sebelumnya Rp 44 triliun pada 2020.
Adapun BUMN di sektor jasa keuangan antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI.
Sektor dengan kenaikan keuntungan tertinggi kedua adalah telekomunikasi. Pada 2020, profitnya mencapai Rp 30 triliun. Pada 2021 laba bersihnya naik 15 persen menjadi Rp 34 triliun.
BUMN di sektor telekomunikasi antara lain Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (Perum LKBN Antara), Perusahaan Umum Produksi Film Negara (Perum PFN), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Terakhir, keuntungan sektor pertambangan juga melonjak tajam, mencapai 683 persen. Pada 2020, keuntungannya sebesar Rp 2 triliun dan meningkat jadi Rp 14 triliun pada 2021.
Sejumlah perusahaan di sektor pertambangan masuk ke dalam BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia atau Mining Industry Indonesia (MIND ID). Anak-anak usahanya yaitu, PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk.
(Baca juga: Holding BUMN Tambang MIND ID Catat Laba Bersih Rp14,33 Triliun pada 2021)
Kenaikan laba di setiap sektor tersebut merupakan dampak positif dari proses transformasi BUMN. Adapun sejumlah upaya dilakukan seperti restrukturisasi dan refocusing pada bisnis inti yang terbagi menjadi 12 klaster. Terjadi pemangkasan sejumlah BUMN yang sebelumnya terdapat 108 badan usaha dan kini menjadi 41 badan usaha.