Cadangan mineral PT Freeport Indonesia (PTFI) diperkirakan mencapai US$ 161,15 miliar atau setara Rp 2.352,81 triliun dengan kurs Rp 14.600/dolar Amerika Serikat (AS). Jumlah tersebut terdiri dari cadangan tembaga yang mencapai 38,6 miliar juta pounds dengan nilai Rp 1.690,68 triliun, emas (33,8 juta ounces) dengan nilai Rp 625,24 triliun dan perak (152,6 juta ounces) senilai Rp 36,9 triliun. Perhitungan nilai cadangan tersebut menggunakan harga rata-rata realiasi 2017.
Pada 2017, produksi tembaga PTFI mencapai 996 juta pounds, lebih rendah dari tahun sebelumnya mencapai 1,06 juta pounds. Sementara produksi emas tahun lalu seberat 1,55 juta ounces meningkat dari tahun sebelumnya hanya 1,06 juta ounces. Pendapatan PTFI pada 2017 mencapai US$ 4,4 miliar naik dari sebelumnya US$ 3,3 miliar. Demikian pula labanya pada tahun lalu naik menjadi US$ 1,3 miliar, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 579 juta.
PTFI merupakan perusahaan tambang emas terbesar di dunia yang merupakan anak usaha Freeport Mc-Moran Inc (FCX) dengan kepemilikan saham mencapai 81,28%. Namun, setelah divestasi kepemilikan saham FCX di PTFI tinggal 48,77%, sisanya sebanyak 51,23% dimiliki Pemerintah Indonesia. Nilai transaksi pembelian PTFI mencapai US$ 3,85 miliar atau sekita Rp 53 triliun, termasuk untuk pembayaran hak partisipasi Rio Tinto dan pembelian saham PT Indocopper Investama.
(Baca Databoks: Kontribusi Freeport Untuk Indonesia Periode 1992-2017 Mencapai US$ 17,3 Miliar)