Pemerintah menargetkan pembangunan smelter di subsektor mineral dan batu bara mencapai 53 unit hingga 2024. Nilai investasi untuk pembangunan smelter tersebut diperkirakan mencapai US$ 21,60 miliar atau setara Rp 308.7 triliun (kurs Rp 14.295/US$).
Pembangunan smelter tersebut bakal dilakukan bertahap. Pada 2020, jumlah smelter yang telah dibangun mencapai 19 unit. Jumlah ini terdiri dari 13 smelter nikel, 2 smelter tembaga, 2 smelter bauksit, 1 smelter besi, dan 1 smelter mangan.
Pemerintah memproyeksikan ada tambahan empat smelter baru yang beroperasi pada tahun ini, sehingga jumlahnya menjadi 23 unit. Setahun kemudian, smelter yang ditargetkan beroperasi sebanyak 28 unit. Jumlah smelter pun ditargetkan menjadi 53 unit pada 2023 dan 2024.
(Baca: Pemerintah Targetkan 30 Smelter Nikel Terbangun hingga 2024)
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, percepatan pembangunan smelter salah satunya bertujuan meningkatkan nilai tambah mineral. Dengan demikian, efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional bakal tercipta dari subsektor tersebut.