Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, menyinggung penggunaan baterai lithium ferro-phosphate (LFP) sebagai komponen dalam baterai mobil listrik.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Debat Capres-Cawapres 2024 seri keempat bertema, "Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa," di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Dalam sesi tanya-jawab, Gibran bertanya soal penggunaan baterai ini kepada cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar. Dia bertanya apakah pasangan calon nomor urut 1 ini antinikel karena kerap menyinggung penggunaan baterai LFP yang tidak mengandung nikel sama sekali.
“Sering bicara LFP, Tesla enggak pakai nikel. Ini, kan, kebohongan publik, Pak. Tesla pakai nikel, Pak. Indonesia itu punya cadangan nikel terbesar sedunia. Ini kekuatan kita, bargaining kita. Jangan malah membahas LFP, itu sama saja mempromosikan produk Cina,” kata Gibran.
Data Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan penggunaan LFP untuk mobil listrik memang hanya 27% pada 2022. Namun, cakupan penggunaan ini naik signifikan dari 7% pada 2018.
Sedangkan penggunaan nikel untuk komponen baterai mobil listrik pada 2022 masih sebesar 66%. Namun, cakupan baterai berkandungan nikel tinggi turun dari 78% pada 2022. Ini menunjukkan pangsa pasar LFP terus meningkat sementara baterai nikel tinggi tergerus.
IEA mencatat sekitar 95% LFP diproduksi Cina. Pabrikan mobil listrik asal negara yang sama, BYD, mendominasi penggunaan LFP hingga 50% dari total permintaan baterai tersebut. Sementara, Tesla berkontribusi sebesar 15% dari total permintaan.
Meski Tesla masih menggunakan nikel, penggunaan LFP Tesla meningkat dari 20% dari total mobil yang diproduksi pada 2021 menjadi 30% pada 2022.