Harga saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) pada perdagangan Rabu (8/11) ditutup turun Rp 62 per saham (24,41 persen) menjadi Rp 192 per lembar setelah di suspend oleh otoritas bursa pada sehari sebelumnya karena terjadi penurunan harga saham yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Harga saham emiten dengan kode perdagangan RIMO tersebut telah menyusut sebesar 70,91 persen dalam tujuh hari secara beruntun dari harga Rp 660 per lembar pada 27 Oktober 2017. Dan dalam empat hari terakhir harga saham RIMO turun rata-rata sekitar 25 persen per hari. Bursa Efek Indonesia akhirnya kembali menghentikan sementara perdagangan saham RIMO setelah mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam satu hari pada Rabu (8/11).
Dari sisi teknikal, harga saham RIMO sudah sangat murah karena Relative Strenght Index (RSI) 14 harian saham RIMO telah berada di level 21,9 dari skala 0-100. Di mana indeks RSI di bawah level 30 mengindikasikan oversold (jenuh jual) dan di atas 70 mengindikasikan overbought (jenuh beli). Sedangkan dari sisi fundamental penjualan RIMO periode (Januari-September) 2017 berhasil melonjak 2.597 persen menjadi Rp 247 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Perusahaan yang telah berganti lini bisnisnya menjadi perusahaan real estate dari sebelumnya perusahaan ritel ini berhasil mencatat laba Rp 123,75 miliar dari sebelumnya mencatat rugi Rp 2,05 triliun.