Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan industri tekstil, alas kaki, dan furnitur bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada 2023 karena permintaannya menurun.
"Pasti melakukan PHK pada tahun depan, bukannya 'akan' lagi," kata Wakil Ketua Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, dilansir Katadata, Rabu (21/12/2022).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sampai akhir kuartal III tahun ini volume ekspor industri furnitur Indonesia memang melemah.
Selama periode Januari-September 2022, volume ekspornya mencapai 486,03 ribu ton, berkurang 4,49% dibanding Januari-September tahun lalu (year-on-year/yoy).
Berikut rincian volume ekspor industri furnitur Indonesia berdasarkan kelompok komoditasnya sepanjang Januari-September 2022, beserta persentase perubahan tahunannya:
- Furnitur Logam: 19.860 ton, turun 8,97% (yoy)
- Furnitur Rotan/Bambu: 18.752 ton, turun 6,76% (yoy)
- Furnitur Lainnya: 79.334 ton, naik 4,88% (yoy)
- Furnitur Kayu: 356.821 ton, turun 5,92% (yoy)
- Furnitur Plastik: 11.263 ton, turun 6,43% (yoy)
Kendati secara umum volumenya menurun, selama periode Januari-September 2022 nilai ekspor industri ini justru meningkat 7,05% (yoy) menjadi US$2,19 miliar.
Berikut rincian nilai ekspor industri furnitur Indonesia berdasarkan kelompok komoditasnya sepanjang Januari-September 2022, beserta persentase perubahan tahunannya:
- Furnitur Logam: US$154.737.500, naik 16,79% (yoy)
- Furnitur Rotan/Bambu: US$152.920.400, naik 12,75% (yoy)
- Furnitur Lainnya: US$305.217.600, naik 11,35% (yoy)
- Furnitur Kayu: US$1.529.350.700, naik 5,01% (yoy)
- Furnitur Plastik: US$57.753.500, naik 2,22% (yoy)
Melihat data-data tersebut, tampaknya ada kenaikan harga komoditas furnitur Indonesia di pasar internasional. Sebab, biarpun volume ekspornya berkurang, nilai perdagangannya malah lebih tinggi dibanding tahun lalu.
(Baca: Di Tengah Ancaman PHK, Ekspor Industri Alas Kaki Menguat sampai Kuartal III 2022)