Beberapa negara seperti India, Kazakhstan, Serbia, serta Ukraina menutup keran ekspor gandum untuk mengamankan pasokan pangan dalam negerinya. Hal ini membuat pasokan gandum di pasar global akan semakin terbatas dan bisa memicu lonjakan harga gandum.
Indonesia merupakan salah satu negara yang harus melakukan impor gandum guna mencukupi kebutuhan gandum domestik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor gandum dan meslin Indonesia mencapai 4,36 juta ton dengan nilai US$1,65 miliar sepanjang Januari-Mei 2022.
Impor gandum Indonesia terbesar berasal dari Australia, yakni mencapai 1,57 juta ton dengan nilai US$585,6 juta dalam 5 bulan pertama tahun ini. Volume impor gandum Indonesia dari Negeri Kanguru tersebut mencapai 36% dari total impor.
Negara asal impor gandum Indonesia terbesar berikutnya adalah Argentina, yakni seberat 1,41 juta ton senilai US$497 juta. Diikuti Kanada dengan volume mencapai 572,6 ribu ton senilai US$276,14 juta.
Ada pula impor gandum Indonesia yang berasal dari Brasil seberat 594,26 ribu ton senilai US$211,24 juta, dari India mencapai 115,86 juta ton senilai US$40,47 juta, serta impor gandum dari negara lainnya sebesat 98,15 ribu ton dengan nilai US$36,9 juta.
Selain itu, Indonesia juga impor tepung gandum dan meslin seberat 26,9 ribu ton senilai US$10,84 juta ton pada 5 bulan pertama tahun ini. Impor tepung gandum dan meslin tersebut terbesar berasal dari India, yakni mencapai 22,97 ribu ton dengan nilai US$8,95 juta.
(Baca: Nilai Impor Gandum & Meslin RI dari Australia Melonjak 515% pada 2021)