Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan temuan senyawa etilen glikol pada sejumlah obat batuk dan parasetamol sirup. Senyawa tersebut diduga berkaitan dengan gangguan ginjal akut misterius pada anak.
"Memang ditemukan ada senyawa toksik yang salah satunya itu (etilen glikol), tetapi belum dapat diambil kesimpulan hubungannya dengan gangguan ginjal akut," Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dikutip dari Kompas.com, Rabu (19/10/2022).
Adapun etilen glikol adalah senyawa kimia yang ditemukan pada empat produk obat batuk produksi Maiden Pharmaceutical Ltd, India. Obat batuk ini memicu puluhan anak di Gambia meninggal karena gagal ginjal akut usai mengonsumsi obat batuk tersebut.
Keempat obat batuk yang dimaksud, yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Di Indonesia, kata Nadia, pihaknya masih meneliti dan menelusuri lebih lanjut mengenai temuan tersebut.
Adapun Indonesia turut mengimpor etilen glikol dari India. Produk ini masuk dalam HS 290531, yakni alcohol, acyclics, diols dan etilena glikol. Menurut data UN Comtrade, nilai impor etilen glikol mencapai US$ 5.670 atau sekitar Rp 88,59 juta pada 2021 (Rp15.626/US$).
Nilai impor itu turun 64,41% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Pada 2020, nilai impor etilen glikol mencapai US$15.933 juta.
Dalam lima tahun terakhir, nilai impor etilen glikol RI dari India cenderung fluktuatif. Nilai tertinggi tercatat pada 2018 mencapai US$49.383, sedangkan yang terendah pada 2019 yakni US$5.033.
Seiring meningkatnya kasus ginjal akut pada anak, pemerintah pun memerintahkan fasilitas layanan kesehatan, tenaga kesehatan, hingga apotek untuk menghentikan pemberian obat sirup yang diduga mengandung etilen glikol untuk sementara waktu.
(Baca: Daftar Negara Pemasok Etilen Glikol ke Indonesia, Arab Saudi Terbesar)