Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai impor Indonesia mencapai US$109,64 miliar per semester I 2024. Nilainya naik 0,84% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari semester I 2023 yang sebesar US$108,72 miliar.
Sebanyak 10 negara utama menyumbang kontribusi yang cukup besar dengan proporsi hingga 73,17% dari total impor Indonesia.
China menempati posisi pertama dengan proporsi mencapai 30,04% dari total impor Indonesia. Nilai impornya menyentuh US$32,93 miliar pada periode Januari-Juni 2024.
Negara asal impor kedua, yaitu Singapura sebesar 9,86% dengan nilai US$10,8 miliar.
Diikuti oleh Jepang 5,97% di posisi ketiga dengan nilai US$6,54 miliar.
Selanjutnya ada Amerika Serikat (5,27%), Malaysia (4,48%), Thailand (4,48%), Australia (4,41%), Korea Selatan (4,15%), Vietnam (2,78%), dan Taiwan (1,73%).
Menurut golongan barang Standard International Trade Classification (SITC) 1 digit, porsi terbesar kelompok barang utama impor selama Januari-Juni 2024 didominasi oleh mesin dan alat angkutan US$33,98 miliar atau berperan 30,98% terhadap total impor Indonesia. Nilai impornya turun US$1,12miliar atau 3,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Porsi terbesar impor berikutnya berasal dari kelompok minyak dan bahan bakar mineral US$20,14 miliar (18,37%), barang-barang buatan pabrik US$15,69 miliar (14,32%), bahan kimia dan produknya US$14,11 miliar (12,88%), serta bahan makanan dan binatang hidup US$11,98 miliar (10,94%).
Dibandingkan Januari-Juni 2023, peningkatan impor yang cukup tinggi berasal dari kelompok minuman dan tembakau (38,43%), minyak nabati dan hewani (23,39%), serta bahan makanan dan binatang hidup (7,45%).
(Baca juga: Impor dari China Meningkat Semester I 2024)