Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok memunculkan kekhawatiran terhadap kinerja ekspor Indonesia, terutama produk industri tekstil. Kecemasan ini sangat beralasan sebab lebih dari separuh ekspor pakaian jadi dari tekstil domestik tujuannya ke pasar Amerika Serikat (AS). Pada 2017, nilai ekspornya mencapai US$ 3,45miliar atau sekitar 51% dari total.
Namun, kinerja ekspor tekstil hingga empat bulan pertama tahun ini masih mencatatkan kinerja yang positif. Ini terlihat dari tumbuhnya nilai ekspor pakaian jadi sepanjang periode Jan-Apr 2018 masih tumbuh 10,12% menjadi US$ 2,77 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian volumenya meningkat 2,56% hampir mencapai 52 ribu ton.
Untuk pakaian jadi (konveksi) dari tekstil, nilai ekspornya sepanjang periode Januari-April 2018 tumbuh 8,57% menjadi US$ 2,39 miliar. Angka tersebut berkontribusi sebesar 86,19% dari total ekspor pakaian jadi. Demikian pula pakaian jadi dari rajutan juga meningkat 24,85% menjadi US$ 280,48 juta, perlengkapan pakaian dari tekstil naik 20% menjadi US$ 53,56 juta, serta kaos kain rajutan dan sejenisnya naik 3,27% menjadi US$ 45 juta. Sementara ekspor pakaian jadi dan perlengkapan turun 4,83% menjai 3,21 juta.