Bagaimana Ekspor Industri Pakaian Jadi Indonesia?

Produk Konsumen

Premium

23/03/2018 16:42 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Membaiknya perekonomian negara-negara maju, terutama Amerika Serikat berdampak positif bagi ekspor produk tekstil nasional.

Volume dan Nilai Ekspor Industri Pakaian Jadi Nasional (2000-2017)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Bagaimana Ekspor Industri Pakaian Jadi Indonesia?”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Volume dan Nilai Ekspor Industri Pakaian Jadi Nasional (2000-2017)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Membaiknya perekonomian negara-negara maju, terutama Amerika Serikat (AS) berdampak positif bagi ekspor produk tekstil nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor industri pakaian jadi Indonesia pada 2017 tumbuh 9,89% menjadi US$ 7,93 miliar atau sekitar Rp 107 triliun dari sebelumnya. Angka tersebut berhasil melampaui nilai ekspor pada 2011 dan menjadi yang terbesar dalam 18 tahun terakhir.

Sementara berdasarkan volumenya, ekspor industri pakaian jadi ke manca negara pada tahun lalu justru menyusut 0,43% menjadi 447 ribu ton. Penurunan ini merupakan yang keempat kalinya secara beruntun sejak 2014. Volume ekspor industri pakaian jadi mencapai level tertingginya pada 2013, yakni seberat 470 ribu ton.

Sebagai informasi, ekspor khusus pakaian jadi (konveksi) dari tekstil Indonesia ke AS pada 2017 mencapai US$ 3,46 miliar atau sebesar 51% dari total ekspor senilai US$ 6,76 miliar setara Rp 91 triliun. Jumlah tersebut naik 11% dari tahun sebelumnya. Namun, dari sisi volume juga mengalami penurunan 1,7% menjadi 176.523 ton.