Perdagangan maritim global terganggu karena adanya pembatasan aktivitas ekonomi selama pandemi Covid-19. Itu terlihat dari merosotnya pasokan dan permintaan barang maritim antar negara.
Berdasarkan laporan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), total volume perdagangan maritim global tercatat sebanyak 10,65 miliar ton pada 2020. Jumlah ini turun 3,8% atau 422 juta ton dari tahun sebelumnya yang sebanyak 11,07 miliar ton.
Laporan tersebut juga mencatat, sekitar dua per tiga perdagangan maritim global terjadi di negara berkembang. Asia menyumbang 60% dari total volume barang ekspor yang dimuat dan 70% dari total volume barang impor yang dimuat.
Banyak dari pertumbuhan perdagangan ini terjadi di wilayah Asia Timur, terutama Tiongkok. Kemudian, ada lonjakan volume barang yang dimuat pada rute perdangan petikemas Transpacific yang menghubungkan Asia Timur dan Amerika Utara.
Sebagai informasi, Amerika Serikat bersama Jepang, India, dan Australia telah membentuk aliansi strategis untuk memperkuat konsep free and open di wilayah perdagangan Indopasifik. Secara tidak langsung, upaya tersebut juga untuk melaksanakan fungsi menahan pengaruh Tiongkok di kawasan tersebut.
(Baca Selengkapnya: Pelabuhan Shanghai Jadi Pelabuhan Terbesar di Dunia pada 2021)