Sekolah Rakyat merupakan salah satu program Presiden Prabowo Subianto yang akan diluncurkan paling cepat pada Juli 2025.
Sekolah tersebut akan dibuka secara gratis untuk jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA. Program ini diharapkan dapat membantu anak-anak dari keluarga miskin supaya mampu keluar dari lingkaran kemiskinan.
"Sekolah gratis 100 persen. Seragamnya, makan, semua gratis dan ada asramanya untuk tempat tinggal siswa," kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf dalam siaran pers (11/3/2025).
Pemerintah menargetkan pembangunan Sekolah Rakyat di 53 lokasi dapat rampung pada Juni 2025, sehingga dapat beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026.
(Baca: Kemampuan Membaca Pelajar Indonesia Tergolong Rendah di ASEAN)
Namun, sampai sekarang program ini belum banyak diketahui publik. Menurut jajak pendapat Litbang Kompas, hanya 7,6% responden yang tahu dan mengikuti pemberitaan terkait Sekolah Rakyat.
Lalu 20,5% sekadar tahu, dan 43,1% baru mendengar Sekolah Rakyat ketika diwawancarai saat survei. Sementara 28,8% lainnya tidak mengetahui adanya program ini.
Kendati demikian, mayoritas atau 94,4% responden setuju dengan program Sekolah Rakyat. Ini terdiri dari 66,2% yang setuju dan 28,2% sangat setuju.
"Apresiasi dan dukungan publik ini tentu akan menjadi pendorong bagi pemerintah untuk semakin cepat mengimplementasikan program yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk meraih masa depan yang lebih baik," kata tim Litbang Kompas dalam laporannya, Jumat (2/6/2025).
Survei Litbang Kompas ini melibatkan 1.200 responden dari 38 provinsi yang dipilih secara acak dari panel Litbang Kompas, sesuai proporsi penduduk di setiap provinsi.
Pengambilan data dilakukan pada 7-12 April 2025 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 2,83% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
(Baca: Warga RI yang Tak Berpendidikan Formal Berkurang pada 2024)