Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Kapuas Hulu pada 2024 tercatat sebesar Rp166.916 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan penurunan turun 18.7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Kapuas Hulu mengalami fluktuasi. Pada 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp104.757, kemudian meningkat menjadi Rp106.103 pada 2019 dan melonjak signifikan menjadi Rp129.805 pada 2020. Data ini yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Sempat mengalami penurunan pada 2021 menjadi Rp113.705, pengeluaran kembali naik menjadi Rp136.528 pada 2022 dan mencapai titik tertinggi pada 2023 dengan Rp205.329. Namun, pada 2024 terjadi penurunan menjadi Rp166.916.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Papua Barat 2015 - 2024)
Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini merupakan bagian dari total pengeluaran per kapita sebulan masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu. Pada 2024, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp363.248. Dengan demikian, persentase pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi terhadap total pengeluaran adalah sekitar 45.9 persen.
Dalam perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Kapuas Hulu berada di urutan ke-9 untuk pengeluaran makanan dan minuman jadi pada 2024. Kota Pontianak mencatat pengeluaran tertinggi dengan Rp326.038, diikuti oleh Kabupaten Sambas dengan Rp285.566. Kabupaten Sekadau memiliki nilai Rp189.417, Kabupaten Kayong Utara Rp187.714, dan Kabupaten Sintang Rp182.967. Pertumbuhan pengeluaran makanan dan minuman jadi tertinggi dicatatkan oleh Kabupaten Sekadau sebesar 31.7 persen.
Kota Pontianak
Kota Pontianak mencatatkan pengeluaran bukan makanan tertinggi di Kalimantan Barat pada 2024, yaitu sebesar Rp1.192.431. Angka ini tumbuh signifikan sebesar 23.9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp962.620,34. Peningkatan ini menempatkan Kota Pontianak di peringkat pertama se-Kalimantan Barat untuk kategori ini. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Pontianak cenderung mengalokasikan lebih banyak dana untuk kebutuhan selain makanan, seperti jasa dan barang lainnya.
Kota Singkawang
Kota Singkawang menunjukkan stabilitas dalam pengeluaran bukan makanan dengan nilai Rp759.547 pada 2024. Pertumbuhan pengeluaran ini relatif stagnan, hanya sebesar 0.3 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp757.106,16. Meskipun demikian, Kota Singkawang tetap berada di peringkat kedua se-Kalimantan Barat untuk kategori pengeluaran bukan makanan. Stabilitas ini bisa jadi mencerminkan pola konsumsi yang konsisten di kalangan warganya.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Kalimantan Barat 2018 - 2024)
Kabupaten Sintang
Kabupaten Sintang mencatat pengeluaran bukan makanan sebesar Rp685.825 pada 2024, menunjukkan peningkatan sebesar 16.1 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp590.484,98. Kenaikan ini membawa Kabupaten Sintang ke peringkat ketiga se-Kalimantan Barat dalam kategori pengeluaran bukan makanan. Pertumbuhan yang signifikan ini mengindikasikan perubahan dalam prioritas pengeluaran masyarakat Kabupaten Sintang, dengan alokasi dana yang lebih besar untuk kebutuhan selain makanan.
Kabupaten Kayong Utara
Kabupaten Kayong Utara mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp675.863 pada 2024, mengalami pertumbuhan yang cukup besar yaitu sebesar 32.8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp508.910,15. Dengan pertumbuhan ini, Kabupaten Kayong Utara berada di peringkat keempat se-Kalimantan Barat dalam hal pengeluaran bukan makanan. Peningkatan ini menandakan adanya perubahan signifikan dalam pola konsumsi masyarakat, yang mulai lebih banyak mengalokasikan dana untuk kebutuhan non-pangan.