Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Simeulue pada 2024 tercatat sebesar Rp42.435 per kapita per bulan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka ini mengalami sedikit penurunan sebesar 3.3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp191.405, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya menyumbang sekitar 22.2% dari total pengeluaran. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran untuk kecantikan secara umum yaitu Rp24.815. Pengeluaran untuk makanan jadi mencapai Rp120.782 dan rokok serta tembakau Rp131.758 per kapita per bulan.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Solok Periode 2004 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Simeulue mengalami fluktuasi. Pada 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp25.118, kemudian melonjak signifikan pada 2019 menjadi Rp50.833, atau tumbuh sebesar 102.4%. Namun, pada 2020, pengeluaran anjlok hingga 50% menjadi Rp25.419. Setelah itu, terjadi kenaikan bertahap hingga mencapai Rp43.904 pada 2023.
Pada 2024, Kabupaten Simeulue berada di peringkat ke-18 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Aceh dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit. Secara nasional, Kabupaten Simeulue berada di peringkat ke-377. Peringkat ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Simeulue masih relatif rendah jika dibandingkan dengan daerah lain di Aceh maupun di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Aceh, Kota Sabang memiliki pengeluaran untuk perawatan kulit tertinggi yaitu Rp103.452 dengan pertumbuhan 2.3%. Kota Banda Aceh berada di urutan kedua dengan Rp93.631 dan pertumbuhan 14.6%. Kabupaten Bener Meriah menempati urutan ketiga dengan Rp91.869 dan pertumbuhan 21.9%. Sementara itu, Kabupaten Aceh Utara memiliki pengeluaran terendah yaitu Rp35.100, mengalami penurunan tajam sebesar 23.9%.
Kota Banda Aceh
BPS mencatat Kota Banda Aceh memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.371.277 pada 2024, meningkat 5.8% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.296.525. Peningkatan ini menjadikan Kota Banda Aceh menduduki peringkat pertama se-Provinsi Aceh. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami peningkatan menjadi Rp1.031.407, tumbuh 14.1% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp903.796.
(Baca: 24,41% Penduduk Kabupaten Gowa Masih Anak-Anak (Update 2024))
Kabupaten Nagan Raya
Kabupaten Nagan Raya menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp696.057, mengalami kenaikan signifikan 19.7% dari Rp581.362 tahun sebelumnya. Namun, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan justru menunjukkan angka tertinggi di Aceh yaitu sebesar Rp1.120.129, naik 24.3% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp900.975.77, sehingga menduduki peringkat pertama.
Kota Lhokseumawe
BPS menunjukkan Kota Lhokseumawe memiliki pertumbuhan tertinggi dalam pengeluaran bukan makanan di antara kabupaten/kota lain di Aceh, yakni 43.4%. Pada 2024, rata-rata pengeluaran bukan makanan mencapai Rp893.134, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp622.622.65. Pengeluaran untuk makanan di Kota Lhokseumawe juga mengalami pertumbuhan menjadi Rp798.985, naik 35.1% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp591.272.7.
Kabupaten Bener Meriah
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan di Kabupaten Bener Meriah pada 2024 tercatat sebesar Rp716.407, meningkat tajam 34.6% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp532.235.58. Kenaikan ini menempatkan Bener Meriah pada peringkat keempat di Provinsi Aceh. Pengeluaran untuk makanan juga naik signifikan menjadi Rp958.426, tumbuh 32.4% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp723.936.61.