Pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Gunung Kidul menunjukkan perkembangan menarik dalam beberapa tahun terakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2024, pengeluaran untuk sabun mandi mencapai Rp 48.431 per kapita per bulan. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 8.6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Gunung Kidul mengalami fluktuasi. Pada periode 2018-2019 terjadi kenaikan sebesar 5.9%. Selanjutnya, pada tahun 2020 terjadi penurunan tajam turun 13%. Namun, tahun 2021 menjadi tahun anomali dengan lonjakan pertumbuhan tertinggi mencapai 50%. Setelah itu, pada tahun 2022 kembali terjadi penurunan turun 19.8%. Akan tetapi, pada dua tahun terakhir yaitu 2023 dan 2024 terjadi kenaikan signifikan masing-masing sebesar 18.3% dan 8.6%.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Kecantikan di Kab. Berau 2018 - 2024)
Meskipun demikian, pengeluaran untuk sabun mandi masih menjadi bagian kecil dari total pengeluaran masyarakat. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp 188.384. Sementara itu, untuk kecantikan sebesar Rp 26.386, makanan jadi Rp 162.224, perawatan Rp 35.162, serta rokok dan tembakau Rp 98.686. Hal ini menunjukkan bahwa prioritas pengeluaran masyarakat lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan pokok dan konsumsi lainnya.
Secara peringkat, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Gunung Kidul berada di urutan ke-5 di antara kabupaten/kota se-DI Yogyakarta pada tahun 2024. Posisi ini sama dengan tahun sebelumnya. Sementara di tingkat nasional, Kabupaten Gunung Kidul berada di peringkat 400. Kabupaten/kota lain di DI Yogyakarta menunjukkan nilai yang lebih tinggi. Kota Yogyakarta mencatat pengeluaran tertinggi untuk sabun mandi yaitu Rp 89.971, diikuti Kabupaten Sleman Rp 85.464, Kabupaten Bantul Rp 69.956, dan Kabupaten Kulonprogo Rp 52.448.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di DI Yogyakarta, pertumbuhan pengeluaran sabun mandi di Kabupaten Gunung Kidul juga cukup baik. Kota Yogyakarta mengalami pertumbuhan sedikit yaitu 0.3%, Kabupaten Sleman mengalami penurunan -1.6%, Kabupaten Bantul juga mengalami penurunan -3.2%, dan Kabupaten Kulonprogo tumbuh 2.9%. Dengan pertumbuhan 8.6%, Kabupaten Gunung Kidul menjadi yang tertinggi dibandingkan wilayah lain di DI Yogyakarta.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Aneka Barang dan Jasa Kab. Nunukan | 2024)
Kota Yogyakarta
Berdasarkan data BPS, Kota Yogyakarta mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tertinggi di DI Yogyakarta pada tahun 2024, mencapai Rp 1.414.471. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil yaitu 0% dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun stabil, nilai ini tetap menempatkan Kota Yogyakarta di peringkat pertama se-DI Yogyakarta. Pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 2.248.256, juga menempati peringkat pertama dengan pertumbuhan 6.4%. Pengeluaran untuk makanan tercatat Rp 833.785 dengan pertumbuhan 19.2%, menempati urutan kedua setelah Kabupaten Sleman.
Kabupaten Sleman
Kabupaten Sleman menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, mencapai 24.1% pada tahun 2024, dengan nilai Rp 1.297.903. Pertumbuhan ini menempatkan Sleman di posisi kedua setelah Gunung Kidul. Pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan juga mengalami kenaikan sebesar 21.9% menjadi Rp 2.181.910, menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal pengeluaran untuk makanan, Kabupaten Sleman mencatatkan nilai tertinggi yaitu Rp 884.007 dengan pertumbuhan 18.9% dan menduduki peringkat pertama di DI Yogyakarta.
Kabupaten Bantul
Pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Bantul menunjukkan pertumbuhan yang solid sebesar 18.9%, mencapai Rp 976.696 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini menandakan peningkatan dalam alokasi dana untuk kebutuhan selain makanan. Pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 18.8% menjadi Rp 1.730.550. Untuk pengeluaran makanan, Bantul mencatatkan nilai Rp 753.854 dengan pertumbuhan 18.6% dan berada di peringkat ketiga se-DI Yogyakarta.
Kabupaten Kulonprogo
Kabupaten Kulonprogo mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 616.788 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan 7.1%. Angka ini menempatkan Kulonprogo di peringkat keempat di DI Yogyakarta. Pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.152.289 dengan pertumbuhan 7.8%. Dalam hal pengeluaran makanan, Kulonprogo mencatatkan nilai Rp 535.501 dengan pertumbuhan 8.6% dan berada di peringkat kelima se-DI Yogyakarta.