Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bangli, Bali, menunjukkan sejumlah perkembangan menarik sepanjang tahun 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bangli mencapai Rp226.998 per kapita per bulan pada tahun 2024. Angka ini mengalami sedikit pertumbuhan sebesar 0,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang jasa, yaitu Rp272.489, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini mencapai sekitar 83,3%.
(Baca: Data 2024: Jumlah Penduduk Kabupaten Intan Jaya 137,34 Ribu Jiwa)
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bangli mengalami fluktuasi. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp170.170, kemudian sedikit mengalami penurunan hingga tahun 2020 menjadi Rp166.956. Penurunan cukup signifikan terjadi pada tahun 2021 menjadi Rp138.835, namun kemudian melonjak pada tahun 2022 menjadi Rp184.864 dan terus meningkat hingga tahun 2023 menjadi Rp226.079. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2022 dengan angka 33,2%, sementara penurunan terdalam terjadi pada tahun 2021 dengan -16,8%.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Bali pada tahun 2024, Kabupaten Bangli menduduki peringkat keempat dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi. Kabupaten Badung menempati peringkat pertama dengan Rp492.298, diikuti Kota Denpasar dengan Rp417.996, dan Kabupaten Gianyar dengan Rp277.760. Secara nasional, Kabupaten Bangli berada di peringkat 154.
(Baca: Update 2024: PDRB ADHB per Kapita Kabupaten Hulu Sungai Utara Rp.27,89 Juta)
Perbandingan dengan kabupaten/kota lain menunjukkan beberapa perbedaan menarik. Kabupaten Badung, sebagai yang tertinggi, mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Denpasar juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,7%. Sementara itu, Kabupaten Gianyar, Tabanan, Buleleng, dan Karangasem justru mengalami penurunan masing-masing turun 0,5%, -8,1%, -9,6%, dan -1,4%.
Kota Denpasar
Kota Denpasar, sebagai ibu kota Provinsi Bali, menunjukkan angka yang signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan. Pada tahun 2024, pengeluaran mencapai Rp1.639.727, pertumbuhan sebesar 31,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.249.198,64. Hal ini menempatkan Kota Denpasar pada peringkat pertama se-kabupaten/kota di Provinsi Bali, menandakan konsumsi non-makanan yang sangat tinggi di wilayah urban ini.
Kabupaten Badung
Kabupaten Badung mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.502.940 pada tahun 2024, meningkat tajam sebesar 45,2% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.034.734,16. Peningkatan signifikan ini mengukuhkan Kabupaten Badung sebagai wilayah dengan pertumbuhan pengeluaran non-makanan tertinggi di Bali dan menempatkannya di peringkat kedua se-kabupaten/kota di provinsi ini.
Kabupaten Gianyar
Kabupaten Gianyar menunjukkan stabilitas dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan. Pada tahun 2024, pengeluaran mencapai Rp1.127.702, tumbuh moderat sebesar 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.086.483,17. Meskipun pertumbuhannya tidak setinggi wilayah lain, Kabupaten Gianyar tetap berada di peringkat ketiga se-kabupaten/kota di Provinsi Bali dalam hal pengeluaran non-makanan.
Kabupaten Tabanan
Kabupaten Tabanan mencatat peningkatan signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan. Pada tahun 2024, pengeluaran mencapai Rp962.775, melonjak sebesar 69,9% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp566.808,23. Pertumbuhan pesat ini membawa Kabupaten Tabanan ke peringkat keempat se-kabupaten/kota di Provinsi Bali, menunjukkan peningkatan konsumsi non-makanan yang substansial di wilayah ini.