Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran untuk kecantikan di Kabupaten Pangandaran pada 2024 mencapai Rp34.785 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 19.7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara historis, pengeluaran untuk kecantikan di Kabupaten Pangandaran mengalami fluktuasi. Pada 2018, angkanya tercatat Rp26.875, kemudian sempat sedikit turun menjadi Rp25.295 pada 2019. Sempat naik tipis pada 2020 menjadi Rp25.619, terjadi lonjakan signifikan pada 2021 menjadi Rp34.963. Namun, pada 2022 kembali sedikit turun menjadi Rp26.124, kemudian naik menjadi Rp29.066 pada 2023 sebelum mencapai Rp34.785 pada 2024.
(Baca: Jumlah Pekerja di Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang di Periode 2015-2024)
Meskipun terjadi pertumbuhan, pengeluaran untuk kecantikan ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan masyarakat Pangandaran yang mencapai Rp1.367.727. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp809.995 dan non makanan Rp557.732. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk kebutuhan dasar seperti makanan masih menjadi prioritas utama masyarakat Pangandaran.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Barat, Kabupaten Pangandaran berada di peringkat 17 dalam hal pengeluaran untuk kecantikan pada 2024. Kota Bekasi menduduki peringkat pertama dengan nilai Rp99.662, diikuti Kota Sukabumi dengan Rp75.365. Secara nasional, Kabupaten Pangandaran berada di peringkat 230 dalam hal pengeluaran untuk kecantikan.
Anomali terlihat pada tahun 2021, terjadi kenaikan pengeluaran yang cukup signifikan sebesar 36,5%. Namun, tahun berikutnya kembali mengalami penurunan sebesar 25.3%. Ini mengindikasikan adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi pengeluaran untuk kecantikan pada tahun-tahun tersebut.
Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Barat, Kota Bekasi mencatatkan pengeluaran untuk kecantikan tertinggi pada 2024, yaitu Rp99.662, dengan pertumbuhan 50% dibandingkan tahun sebelumnya dan menduduki peringkat 1 se-provinsi. Diikuti Kota Sukabumi yang mencatatkan Rp75.365, namun mengalami penurunan -17.7% dan berada di peringkat 2. Kota Cimahi berada di peringkat 3 dengan Rp71.954, tumbuh 8.2%. Sementara itu, Kota Depok mencatatkan Rp65.777 dengan pertumbuhan -8% dan berada di peringkat 4, dan Kota Bandung Rp65.579 dengan pertumbuhan -7.2% dan berada di peringkat 5.
(Baca: Neraca Perdagangan Periode 2015-2023)
Kota Bekasi
Kota Bekasi mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.908.316 pada 2024, tumbuh 22.4% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pengeluaran total (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp3.132.705, menempatkan Kota Bekasi di peringkat pertama se-Jawa Barat. Rata-rata pengeluaran untuk makanan di kota ini mencapai Rp1.224.388.
Kota Depok
Di Kota Depok, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp1.674.594 pada 2024, tumbuh 12.8% dari tahun sebelumnya. Pengeluaran total (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp2.823.253, menempatkan kota ini di posisi kedua se-Jawa Barat. Pengeluaran untuk makanan rata-rata tercatat Rp1.148.659.
Kota Bogor
Kota Bogor menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.561.420 pada 2024, pertumbuhan yang signifikan sebesar 50.1% dibandingkan tahun sebelumnya. Total pengeluaran (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp2.470.586, menempatkannya di urutan ketiga di Jawa Barat. Rata-rata pengeluaran untuk makanan di Kota Bogor adalah Rp909.166.
Kota Bandung
Kota Bandung memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.382.176 pada 2024, tumbuh 12.2% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran total (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp2.378.240, menempatkan kota ini di peringkat keempat se-Jawa Barat. Pengeluaran untuk makanan rata-rata tercatat Rp996.064.