Besaran pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Seram Bagian Timur pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp72.030 per kapita per bulan.
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan penurunan sebesar 18,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini berada di bawah rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yaitu Rp175.827, pengeluaran untuk makanan jadi Rp98.721, bahkan lebih rendah dari pengeluaran untuk sabun mandi yang mencapai Rp51.370.
(Baca: Populasi Sapi Potong Jantan yang Bisa Dipotong Periode 2013-2024)
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Seram Bagian Timur pada tahun 2024 sebesar Rp987.089, pengeluaran untuk rokok dan tembakau hanya menyumbang sekitar 7,3%. Posisi Kabupaten Seram Bagian Timur dalam hal pengeluaran untuk rokok dan tembakau berada di peringkat 8 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Maluku, dan peringkat 482 secara nasional.
Secara historis, pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Seram Bagian Timur terjadi pada tahun 2020 yaitu Rp101.990 per kapita per bulan. Terjadi anomali pada tahun 2021 dengan penurunan tajam sebesar 28,4% dibandingkan tahun sebelumnya, sebelum kemudian naik kembali di tahun 2022 dan 2023, dan kembali turun di tahun 2024. Rata-rata pengeluaran untuk rokok dan tembakau selama lima tahun terakhir (2019-2023) adalah Rp88.133 per kapita per bulan, lebih tinggi dari angka tahun 2024.
Dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Maluku, Kabupaten Buru mencatatkan nilai pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau pada tahun 2024 yaitu sebesar Rp156.385, dengan pertumbuhan 54,4% dibandingkan tahun sebelumnya dan menduduki peringkat 1 di provinsi tersebut. Kota Ambon berada di posisi kedua dengan nilai Rp123.215 dan pertumbuhan 35,1%. Sementara itu, Kabupaten Maluku Tengah mencatatkan pengeluaran sebesar Rp106.488 dengan pertumbuhan 5,6%. Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara masing-masing mencatatkan pengeluaran Rp93.265 dan Rp84.290.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Kalimantan Utara 2015 - 2024)
Kota Ambon
Kota Ambon menunjukkan performa ekonomi yang kuat dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp996.551 pada tahun 2024, tertinggi di antara kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Angka ini naik sebesar 11,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan, Kota Ambon juga menduduki peringkat pertama dengan nilai Rp770.218, tumbuh 6% dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Ambon mencapai Rp1.766.770, naik tipis 0,7% dari tahun sebelumnya dan tetap menjadi yang tertinggi di Maluku.
Kota Tual
Kota Tual mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp602.421 pada tahun 2024, menempati urutan kedua di Provinsi Maluku. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 18,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mengalami pertumbuhan paling tinggi di angka 26,4%, mencapai Rp646.559. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mengalami penurunan sebesar 12,3%, menjadi Rp1.248.980.
Kabupaten Buru
Kabupaten Buru menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp558.129 pada tahun 2024, menempati urutan ketiga di Provinsi Maluku. Angka ini sedikit menurun sebesar 0,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan menunjukkan pertumbuhan yang kuat sebesar 24%, mencapai Rp657.161. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mengalami penurunan sebesar 11,1%, menjadi Rp1.215.290.
Kabupaten Maluku Tengah
Kabupaten Maluku Tengah mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp545.981 pada tahun 2024, menempati urutan keempat di Provinsi Maluku. Angka ini naik sebesar 8,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan tumbuh tipis sebesar 3,4% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp628.997. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mengalami penurunan sebesar 11,5%, menjadi Rp1.174.978.