Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2024, pengeluaran mencapai Rp161.445 per kapita per bulan.
Angka ini mengalami sedikit penurunan turun 2,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pengeluaran ini tetap lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kecuali tahun 2023 yang mencapai Rp165.271. Secara keseluruhan, dalam rentang waktu 2018-2024, terlihat adanya tren peningkatan pengeluaran untuk kategori ini, meskipun tidak konsisten.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sulawesi Selatan 2015 - 2024)
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp221.915, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mengambil porsi yang cukup signifikan. Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk kecantikan (Rp21.619) dan perawatan (Rp47.163), namun lebih kecil dibandingkan pengeluaran untuk rokok dan tembakau (Rp131.073) serta sabun mandi (Rp60.622). Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi menjadi prioritas bagi masyarakat Kabupaten Bengkayang.
Secara historis, pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi terjadi pada tahun 2023, namun kemudian mengalami sedikit penurunan pada tahun 2024. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2022, yaitu sebesar 35,3%, yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam konsumsi makanan dan minuman jadi pada tahun tersebut. Sebaliknya, penurunan terdalam terjadi pada tahun 2021, yaitu turun 9,4%, yang kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi atau sosial tertentu pada saat itu.
Dalam perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Bengkayang menempati urutan ke-10 dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi pada tahun 2024. Kota Pontianak menduduki peringkat pertama dengan pengeluaran sebesar Rp326.038, diikuti oleh Kabupaten Sambas (Rp285.566) dan Kota Singkawang (Rp228.733). Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain se-Indonesia, Kabupaten Bengkayang berada di urutan ke-332.
Kota Pontianak mencatatkan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi tertinggi di Kalimantan Barat pada tahun 2024, yaitu sebesar Rp326.038, dengan pertumbuhan 12,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Sambas menunjukkan pertumbuhan tertinggi, mencapai 22,8%, dengan nilai pengeluaran sebesar Rp285.566. Sementara itu, Kota Singkawang mengalami penurunan turun 3,7%, dengan nilai pengeluaran Rp228.733. Kabupaten Sekadau mengalami pertumbuhan tinggi sebesar 31,7%, dengan pengeluaran mencapai Rp189.417. Kabupaten Kayong Utara justru mengalami penurunan turun 2,9% dengan nilai pengeluaran Rp187.714.
(Baca: Harga Gas Alam Dunia Naik Tiga Hari Berurutan)
Kota Pontianak
BPS mencatat, Kota Pontianak menunjukkan performa yang kuat dalam pengeluaran bukan makanan, dengan pengeluaran tahun 2024 mencapai Rp1.192.431, naik signifikan sebesar 23,9% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp962.620,34. Peningkatan ini menempatkan Kota Pontianak di peringkat pertama se-Kalimantan Barat dalam kategori ini, menunjukkan tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat yang tinggi terhadap barang dan jasa non-makanan.
Kota Singkawang
Data BPS menunjukan, Kota Singkawang mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp759.547 pada tahun 2024. Naik sedikit 0,3% dari tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhannya tidak terlalu tinggi, Kota Singkawang tetap menduduki peringkat kedua dalam pengeluaran bukan makanan di Kalimantan Barat.
Kabupaten Sintang
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, Kabupaten Sintang menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, mencapai Rp685.825 pada tahun 2024, naik 16,1% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp590.484,98. Pertumbuhan ini mengantarkan Kabupaten Sintang ke peringkat ketiga di Kalimantan Barat, menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa non-makanan.
Kabupaten Kayong Utara
Kabupaten Kayong Utara menunjukkan pertumbuhan pengeluaran bukan makanan yang impresif, mencapai Rp675.863 pada tahun 2024, naik 32,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp508.910,15. Pertumbuhan tertinggi kedua setelah Kapuas Hulu ini, mengantarkan Kabupaten Kayong Utara ke peringkat keempat di Kalimantan Barat, menandakan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa non-makanan.