Pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Bogor menunjukkan fluktuasi menarik sepanjang tahun 2018 hingga 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2024, pengeluaran mencapai Rp97.979 per kapita per bulan, mengalami penurunan sebesar 10,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan pengeluaran pada tahun 2018 yang sebesar Rp67.271 per kapita per bulan.
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang jasa yang mencapai Rp734.573, pengeluaran untuk sabun mandi hanya menyumbang sekitar 13,3%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk kecantikan yang hanya Rp45.600, namun jauh lebih rendah dibandingkan pengeluaran untuk makanan jadi yang mencapai Rp348.362 atau rokok dan tembakau sebesar Rp127.606. Hal ini menunjukkan bahwa prioritas pengeluaran masyarakat Kota Bogor lebih tertuju pada kebutuhan dasar seperti makanan dan kebutuhan lainnya.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Aceh Periode 2018-2023)
Pertumbuhan pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Bogor tidak selalu konsisten. Sempat mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun 2021 (12,3%) dan 2022 (9,7%), bahkan mencapai 20,5% pada tahun 2023. Namun, pada tahun 2024 terjadi penurunan yang cukup besar yaitu sebesar 10,5%. Penurunan ini menjadi anomali jika dibandingkan dengan tren kenaikan pengeluaran dalam beberapa tahun terakhir.
Secara peringkat, pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Bogor pada tahun 2024 menempati urutan ke-11 di Pulau Jawa dan urutan ke-4 di antara kabupaten/kota se-Jawa Barat. Secara nasional, Kota Bogor berada di peringkat ke-53. Jika dibandingkan dengan kota lain di Jawa Barat, pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Bogor masih lebih rendah dibandingkan Kota Bekasi (Rp146.439), Kota Depok (Rp125.490), dan Kota Bandung (Rp101.215).
Beberapa kota di Jawa Barat menunjukkan data pengeluaran yang menarik. Kota Bekasi, sebagai contoh, mencatatkan pengeluaran untuk sabun mandi sebesar Rp146.439 pada tahun 2024, mengalami penurunan sebesar 3,2% dibandingkan tahun sebelumnya dan menempati peringkat 1 di antara kabupaten/kota seprovinsi. Kota Depok mencatatkan pengeluaran Rp125.490 dengan pertumbuhan 2,8% dan menduduki posisi kedua. Sedangkan Kota Bandung dengan pengeluaran Rp101.215 mengalami penurunan tajam hingga 13,5%, berada di peringkat 3. Sementara Kabupaten Bekasi dengan pengeluaran Rp87.848 mengalami penurunan sedikit yaitu sebesar 1,6% dan menduduki peringkat 5.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data historis pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di berbagai kabupaten/kota di Jawa Barat. Data ini memberikan gambaran komprehensif mengenai pola konsumsi dan prioritas pengeluaran masyarakat di wilayah tersebut.
(Baca: Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Televisi Kabel Kota dan Desa Periode 2013-2024)
Kota Bekasi
Di Kota Bekasi, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan menunjukkan angka yang fantastis. Tahun 2024 menunjukkan angka Rp1.908.316, melonjak 22,4% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.559.648,72. Kenaikan ini mengantarkan Kota Bekasi menduduki peringkat pertama se-Jawa Barat.
Kota Depok
Kota Depok mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.674.594 pada tahun 2024, naik 12,8% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.484.416,05. Pertumbuhan ini menempatkan Kota Depok di posisi kedua se-Jawa Barat setelah Kota Bekasi. Jika dibandingkan dengan Kota Bekasi, selisih pengeluaran bukan makanan di Kota Depok cukup signifikan, menunjukkan perbedaan pola konsumsi.