Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Madiun pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp90.081 per kapita per bulan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka ini mengalami penurunan sebesar 24,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengeluaran untuk perawatan kulit ini jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp444.047, maka proporsinya adalah sekitar 20,3 persen. Sedangkan, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi sebesar Rp342.580, proporsinya sekitar 26,3 persen. Besaran ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk kecantikan secara umum yang hanya Rp58.096, juga jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk sabun mandi sebesar Rp79.905.
(Baca: Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas dengan Status Pekerjaan Bekerja di Perdesaan dan Perkotaan Periode 2013-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Madiun fluktuatif dalam tujuh tahun terakhir. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp85.887, kemudian naik sedikit menjadi Rp86.824 pada tahun 2019. Sempat sedikit turun menjadi Rp83.684 pada tahun 2020 dan kembali sedikit turun menjadi Rp79.209 pada tahun 2021. Terjadi lonjakan signifikan pada tahun 2022 menjadi Rp98.934 dan mencapai pengeluaran tertinggi pada tahun 2023 sebesar Rp119.121 sebelum akhirnya kembali sedikit turun pada tahun 2024.
Pada tahun 2024, Kota Madiun berada di urutan ke-4 untuk pengeluaran perawatan kulit tertinggi di antara kabupaten/kota se-Jawa Timur. Secara nasional, Kota Madiun menempati urutan ke-70. Di tingkat pulau Jawa, Kota Madiun berada di peringkat ke-20.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Timur pada tahun 2024, Kota Surabaya mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk perawatan kulit, yakni Rp102.806 dengan penurunan -13.6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Sidoarjo berada di urutan kedua dengan Rp96.645 dan penurunan -26 persen. Kota Malang berada di urutan ketiga dengan Rp96.117 dan pertumbuhan 3.4 persen. Kota Pasuruan berada di urutan kelima dengan Rp84.870 dan pertumbuhan 26.9 persen. Kota Probolinggo di urutan keenam dengan Rp81.781 dan pertumbuhan 2.1 persen.
(Baca: Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Periode 2014-2023)
Berdasarkan data historis pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan yang diolah oleh BPS, berikut adalah perbandingan beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur:
Kota Surabaya
Pada tahun 2024, Kota Surabaya mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp1.541.006. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Surabaya menduduki peringkat pertama se-Jawa Timur dalam kategori ini.
Kota Malang
Kota Malang mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp1.216.228 pada tahun 2024. Terjadi pertumbuhan yang cukup baik sebesar 4.5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, peringkat Kota Malang berada di urutan kedua se-Jawa Timur.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp1.077.404 pada tahun 2024. Terdapat pertumbuhan yang menjanjikan sebesar 14.7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Sidoarjo menduduki peringkat ketiga se-Jawa Timur.
Kota Batu
Dengan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp968.150 pada tahun 2024, Kota Batu menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa mencapai 28.9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kota ini berhasil menduduki peringkat keempat se-Jawa Timur.