Pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kota Salatiga mencapai Rp126.102 per kapita per bulan pada 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka ini meningkat 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan konsumsi rokok dan tembakau di kalangan masyarakat Salatiga.
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kota Salatiga cenderung fluktuatif. Sempat mengalami penurunan 7,1 persen pada 2020, kemudian kembali naik hingga mencapai pengeluaran tertinggi pada 2024. Meskipun demikian, pertumbuhan pengeluaran pada 2024 merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Gorontalo 2015 - 2024)
Besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini setara dengan 25,85 persen dari rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa, yang mencapai Rp487.824. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran untuk kecantikan (Rp75.091), namun lebih rendah dibandingkan pengeluaran untuk makanan jadi (Rp289.886). Hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi rokok dan tembakau masih menjadi prioritas bagi sebagian masyarakat Kota Salatiga.
Dalam skala provinsi, Kota Salatiga menempati urutan ke-13 dalam hal besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau. Sementara secara nasional, Salatiga berada di peringkat 295. Kabupaten Pati menduduki peringkat pertama di Jawa Tengah dengan pengeluaran sebesar Rp151.356 per kapita per bulan.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah, Kota Salatiga menunjukkan performa yang beragam. Kabupaten Pati mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau, yaitu Rp151.356 dengan penurunan turun 5.8 persen. Sementara itu, Kabupaten Rembang berada di urutan kedua dengan Rp146.365, mengalami pertumbuhan 4.9 persen. Kota Semarang berada di urutan keempat dengan Rp136.682 dan pertumbuhan 16.6 persen. Kabupaten Sragen mencatatkan angka Rp135.798 dengan penurunan -1.4 persen. Kabupaten Blora di urutan keenam dengan Rp135.311 dan pertumbuhan 17 persen.
(Baca: Harga Gula Pasir Lokal di 10 Provinsi Ini Paling Mahal (Jumat, 3 Oktober 2025))
#### Kota SemarangKota Semarang menduduki peringkat pertama dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan dengan nilai Rp1.322.997, meningkat 12.6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengeluaran untuk barang dan jasa non-makanan di kalangan warga Semarang.
#### Kota MagelangKota Magelang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp980.996, mengalami pertumbuhan 1.8 persen. Meski pertumbuhannya relatif kecil, Kota Magelang tetap menunjukkan tingkat pengeluaran yang tinggi untuk kategori ini.
#### Kota SurakartaKota Surakarta memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp759.788, mengalami penurunan -0.9 persen. Penurunan ini mengindikasikan adanya perubahan prioritas atau pola konsumsi makanan di kalangan masyarakat Surakarta.
#### Kabupaten KlatenKabupaten Klaten menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan yang signifikan, mencapai Rp861.242, dengan pertumbuhan mencolok sebesar 56.7 persen. Kenaikan ini menempatkan Klaten pada urutan keempat dalam hal pengeluaran bukan makanan di Jawa Tengah.