Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, mencapai Rp 247.227 per kapita per bulan pada 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka ini sedikit mengalami penurunan sebesar 1% dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Kep. Riau 2015 - 2024)
Secara keseluruhan, pengeluaran ini menempatkan Bener Meriah pada peringkat ke-7 di antara kabupaten/kota se-Aceh dan peringkat ke-116 secara nasional.
Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini merupakan bagian dari rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa di Bener Meriah yang mencapai Rp 362.409.
Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran masyarakat dialokasikan untuk kebutuhan selain makanan dan minuman jadi.
Dibandingkan dengan pengeluaran untuk rokok dan tembakau yang mencapai Rp 184.119, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi lebih tinggi.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Kecantikan di Kab. Flores Timur 2018 - 2024)
Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk perawatan (Rp 91.869) dan kecantikan (Rp 37.615), porsi pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi jauh lebih besar.
Jika dilihat dari data historis, pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi di Bener Meriah terjadi pada 2023, yaitu sebesar Rp 249.681.Pada 2024, Kota Banda Aceh mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi di Aceh, yaitu Rp 447.005 per kapita dengan pertumbuhan 9,3%.
Kabupaten Nagan Raya berada di urutan kedua dengan Rp 381.961 per kapita, namun mengalami penurunan tipis sebesar 0,1%.
Kota Sabang berada di posisi ketiga dengan Rp 339.726 dan pertumbuhan 7,5%.
Kota Lhokseumawe mencatatkan Rp 291.914 dengan penurunan 9,2%, sedangkan Kabupaten Aceh Jaya mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu 45,7% dengan pengeluaran Rp 289.551.
Kota Banda Aceh
Pada 2024, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Banda Aceh mencapai Rp 1.371.277, mengalami pertumbuhan sebesar 5,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.296.525,4. Pertumbuhan ini menempatkan Banda Aceh pada peringkat pertama se-Aceh. Sementara itu, total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 2.402.683, meningkat 9,2% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2.200.321,9. Peringkat total pengeluaran ini juga tertinggi di Aceh, menunjukkan daya beli yang kuat di ibu kota provinsi ini.
Kota Lhokseumawe
Kota Lhokseumawe menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengeluaran bukan makanan dengan pertumbuhan 43,4%, mencapai Rp 893.134 dari sebelumnya Rp 622.622,65. Kendati demikian, pertumbuhan pengeluaran makanan tidak sepesat, sehingga total pengeluaran per kapita sebulan mencapai Rp 1.692.119, menempatkan Lhokseumawe di peringkat ketiga se-Aceh. Walaupun demikian, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi menunjukkan penurunan sebesar 9.2%.
Kota Sabang
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Sabang tumbuh 7,7%, mencapai Rp 764.253. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.654.567, menempatkan Sabang di peringkat kelima se-Aceh. Sementara itu, untuk pengeluaran makanan, Sabang mencatatkan nilai Rp 890.314. Peringkat Sabang untuk pengeluaran bukan makanan berada di posisi ketiga se-provinsi.
Kabupaten Bener Meriah
Kabupaten Bener Meriah mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, yaitu sebesar 34,6%, mencapai Rp 716.407. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.674.833, menempatkan Bener Meriah di peringkat keempat se-Aceh. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat Bener Meriah. Meski demikian, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mengalami penurunan sebesar 1%.