Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Ketapang pada 2024 sebesar Rp171.139 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 10.1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Ketapang cenderung fluktuatif. Sempat mengalami penurunan dari Rp141.435 pada 2018 menjadi Rp125.121 pada 2021, kemudian mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai Rp190.335 pada 2023. Sayangnya, kenaikan tersebut tidak berlanjut di 2024, dengan penurunan yang cukup besar.
(Baca: Harga Daging Sapi di Pasar Tradisional Periode September 2024-2025)
Dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp266.509, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi menyumbang sekitar 64.2 persen. Ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi masih menjadi bagian penting dari pengeluaran masyarakat Kabupaten Ketapang. Namun, pertumbuhan pengeluaran untuk jenis konsumsi ini tidak setinggi pengeluaran untuk kebutuhan lainnya.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Barat, Kabupaten Ketapang berada di urutan ke-7 dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi pada 2024. Kota Pontianak mencatat pengeluaran tertinggi, diikuti oleh Kabupaten Sambas dan Kota Singkawang. Secara nasional, Kabupaten Ketapang berada di peringkat 300.
Penurunan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Ketapang pada 2024 menjadi anomali jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023). Pada periode tersebut, pengeluaran cenderung meningkat. Namun, jika dibandingkan dengan lima tahun terakhir (2019-2023), penurunan ini masih dalam batas wajar karena fluktuasi data yang ada. Tahun 2023 menjadi tahun pengeluaran tertinggi untuk kategori ini.
Beberapa kabupaten/kota lain di Kalimantan Barat menunjukkan tren yang berbeda. Kota Pontianak mencatat pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi sebesar Rp326.038 dengan pertumbuhan 12.2 persen. Kabupaten Sambas mencatat Rp285.566 dengan pertumbuhan 22.8 persen. Sementara itu, Kota Singkawang mencatat Rp228.733 dengan penurunan 3.7 persen. Peringkat Kota Pontianak tetap menjadi yang tertinggi di provinsi.
(Baca: Jumlah Penduduk Miskin di DI Yogyakarta | 2025)
Kota Pontianak
Pada 2024, Kota Pontianak mencatatkan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.192.431, meningkat 23.9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan Kota Pontianak pada peringkat pertama di antara kabupaten/kota di Kalimantan Barat dalam kategori ini. Pertumbuhan yang signifikan menunjukkan peningkatan konsumsi masyarakat di sektor non-makanan.
Kota Singkawang
Kota Singkawang mencatat pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp775.370 pada 2024, menunjukkan pertumbuhan tipis sebesar 0.6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhan tidak terlalu tinggi, Kota Singkawang tetap berada di peringkat keempat di Kalimantan Barat untuk pengeluaran makanan. Stabilitas pengeluaran ini mengindikasikan konsumsi makanan yang konsisten di kalangan masyarakatnya.
Kabupaten Sintang
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Sintang mencapai Rp1.461.426 pada 2024, meningkat 14.6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan ini, Kabupaten Sintang menduduki peringkat ketiga di Kalimantan Barat untuk total pengeluaran. Peningkatan ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan dan konsumsi masyarakat secara keseluruhan.
Kabupaten Kayong Utara
Kabupaten Kayong Utara mencatat pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp675.863 pada 2024, meningkat signifikan sebesar 32.8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini merupakan yang tertinggi di antara kabupaten/kota di Kalimantan Barat. Walaupun peringkatnya masih di posisi keempat, pertumbuhan ini menunjukkan bahwa konsumsi non-makanan di Kayong Utara mengalami perkembangan yang signifikan.