Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kota Metro pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp332.088 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan turun 0.1% dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS).
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat Kota Metro untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp1.776.286, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa ini hanya menyumbang sekitar 18.7%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk bukan makanan sebesar Rp975.428, kontribusinya mencapai 34%.
(Baca: Persentase Desa dan Kelurahan dengan Kondisi Sinyal Telepon Sangat Kuat di Sulawesi Utara | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kota Metro cenderung fluktuatif. Pada tahun 2019, terjadi penurunan signifikan turun 13.6%. Namun, pada tahun 2021, terjadi kenaikan yang cukup tinggi sebesar 15.9%. Setelah itu, pengeluaran cenderung stabil dengan sedikit penurunan dalam dua tahun terakhir.
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi mencapai Rp258.636, menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran masyarakat dialokasikan untuk kebutuhan pokok. Pengeluaran untuk rokok dan tembakau juga cukup tinggi, yaitu Rp129.647. Sementara itu, pengeluaran untuk kecantikan dan perawatan masing-masing sebesar Rp48.312 dan Rp75.392.
Dalam peringkat pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Provinsi Lampung tahun 2024, Kota Metro berada di urutan ke-2 setelah Kota Bandar Lampung. Secara nasional, Kota Metro berada di urutan ke-99. Sementara itu, Kota Bandar Lampung mencatat pengeluaran tertinggi di provinsi tersebut dengan nilai Rp414.372 dan penurunan turun 24.5%. Kabupaten Pesisir Barat berada di urutan ke-3 dengan nilai Rp237.377 dan penurunan turun 16.2%. Kabupaten Mesuji mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu 14.3% dengan nilai Rp228.985.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Bandar Lampung mencapai Rp975.428 pada tahun 2024, yang tertinggi di Provinsi Lampung, dengan pertumbuhan 6.3%. Di sisi lain, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan di Kabupaten Pesisir Barat adalah yang tertinggi di provinsi, mencapai Rp822.116, menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 51.2%. Kabupaten Lampung Tengah mencatat pengeluaran bukan makanan Rp517.584 dan pengeluaran total Rp1.185.353.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Kota Jayapura | 2024)
Kota Bandar Lampung
Kota Bandar Lampung mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tertinggi di Provinsi Lampung yaitu Rp975.428 pada tahun 2024. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp800.857. Pertumbuhan pengeluaran untuk bukan makanan sebesar 6.3%, sementara pengeluaran untuk makanan tumbuh sedikit 3.5%. Secara keseluruhan, total pengeluaran mencapai Rp1.776.286, namun mengalami penurunan turun 22.3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kabupaten Pesisir Barat
Kabupaten Pesisir Barat mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan tertinggi di Provinsi Lampung, mencapai Rp822.116. Sementara itu, pengeluaran untuk bukan makanan mencapai Rp614.720. Pertumbuhan pengeluaran untuk makanan sangat signifikan yaitu 51.2%, sementara pertumbuhan pengeluaran untuk bukan makanan mencapai 46.2%. Secara keseluruhan, total pengeluaran mencapai Rp1.436.836 dan pertumbuhan 12.8%.
Kabupaten Mesuji
Kabupaten Mesuji memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp551.555 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan 6.5%. Untuk pengeluaran makanan, tercatat sebesar Rp631.430, tumbuh 10.8%. Total pengeluaran mencapai Rp1.182.985, mengalami penurunan turun 5.4%. Peringkat kabupaten ini dalam pengeluaran bukan makanan adalah ke-3 di provinsi Lampung.
Kabupaten Lampung Tengah
Di Kabupaten Lampung Tengah, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan mencapai Rp517.584, menunjukkan pertumbuhan sebesar 17.4%. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp667.769, tumbuh 25.8%. Total pengeluaran mencapai Rp1.185.353, namun mengalami sedikit penurunan turun 4%. Kabupaten ini berada di peringkat ke-4 dalam pengeluaran bukan makanan di Provinsi Lampung.