Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp225.294 per kapita per bulan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 8,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, pengeluaran ini masih lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp141.946 per kapita per bulan.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Lombok Timur mengalami fluktuasi dalam tujuh tahun terakhir. Terjadi peningkatan signifikan pada tahun 2021 yang mencapai 23,7 persen. Selanjutnya meningkat lagi di tahun 2022 sebesar 22 persen. Akan tetapi, pada tahun 2023 terjadi penurunan sedikit turun 0,2 persen. Penurunan terbesar terjadi di tahun 2024.
(Baca: Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp. 16.298,8 per Dolar AS (Rabu, 23 Juli 2025))
Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi merupakan bagian dari total pengeluaran masyarakat. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Lombok Timur mencapai Rp182.503. Jika dibandingkan, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi masih lebih tinggi, menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi memiliki porsi yang cukup besar dalam anggaran rumah tangga.
Kabupaten Lombok Timur berada di peringkat ke-5 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk pengeluaran makanan dan minuman jadi pada tahun 2024. Posisi teratas diduduki oleh Kota Mataram dengan nilai Rp330.783. Kabupaten Sumbawa Barat berada di posisi kedua dengan nilai Rp312.644. Kota Bima berada di urutan ketiga dengan nilai Rp284.385. Kabupaten Lombok Barat di urutan keempat dengan Rp227.854.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Nusa Tenggara Barat, pertumbuhan pengeluaran makanan dan minuman jadi di Kabupaten Lombok Timur menunjukkan hasil yang beragam. Kota Bima mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 23,6 persen. Sedangkan Kabupaten Sumbawa Barat mencatat pertumbuhan 11.9 persen. Kabupaten Dompu meningkat 11.2 persen. Sementara itu, Kota Mataram mengalami penurunan turun 7,5 persen dan Kabupaten Lombok Utara turun 10.3 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2024 adalah Rp462.008, meningkat 8,3 persen dari tahun sebelumnya. Data ini menempatkan Lombok Timur pada peringkat ke-7 se-Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pengeluaran tertinggi untuk kategori ini adalah Kota Mataram dengan Rp985.712. Kabupaten Sumbawa Barat sebesar Rp859.991.
(Baca: 22,33% Penduduk Kabupaten Batang pada 2024 dengan Usia 0-14 Tahun)
Kota Mataram
Kota Mataram mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp883.669 pada tahun 2024, meningkat 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun menunjukkan pertumbuhan, nilai ini masih di bawah rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan. Kota ini menduduki peringkat kedua di provinsi Nusa Tenggara Barat dalam hal pengeluaran untuk makanan. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.869.381.
Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Sumbawa Barat mencatat pengeluaran tertinggi untuk makanan di Nusa Tenggara Barat. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp969.386 pada tahun 2024, naik 10,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk bukan makanan juga sangat besar, dengan rata-rata Rp859.991. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat di Sumbawa Barat.
Kota Bima
Kota Bima menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, mencapai 14,9 persen. Dengan nilai Rp809.177 di tahun 2024. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan juga mengalami peningkatan, mencapai Rp764.758. Hal ini menempatkan Kota Bima pada posisi yang cukup kuat dalam konsumsi makanan dan bukan makanan di Nusa Tenggara Barat.
Kabupaten Sumbawa
Kabupaten Sumbawa mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp635.543 pada tahun 2024, meningkat 15,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pengeluaran untuk makanan yang hanya 5,3 persen. Secara keseluruhan, Kabupaten Sumbawa berada di posisi yang cukup baik dalam hal pengeluaran makanan dan non makanan di antara kabupaten/kota lainnya di Nusa Tenggara Barat.