Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp199.713 per kapita per bulan, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Angka ini mengalami penurunan sebesar 2,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa, yaitu Rp247.845, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi menyumbang sekitar 80,5 persen. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, yang secara implisit dapat dihitung dari total pengeluaran dikurangi pengeluaran bukan makanan, maka porsi pengeluaran makanan jadi ini cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi memiliki peran penting dalam pengeluaran masyarakat di Kabupaten Penajam Paser Utara.
(Baca: Jumlah Pekerja di Sektor Pengadaan Listrik dan Gas di di Riau | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Penajam Paser Utara cenderung fluktuatif. Setelah mengalami kenaikan dari tahun 2018 hingga 2020, terjadi penurunan tajam pada tahun 2021 sebesar 29,8 persen. Kemudian, pada tahun 2022 dan 2023 kembali menunjukkan tren positif, namun pada tahun 2024 kembali mengalami penurunan. Data ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi di Kabupaten Penajam Paser Utara cukup sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi.
Dalam peringkat pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2024, Kabupaten Penajam Paser Utara berada di urutan ke-9 dari 10 kabupaten/kota. Kota Balikpapan menduduki peringkat pertama dengan nilai pengeluaran Rp397.509, diikuti Kota Samarinda dan Kota Bontang. Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Timur, pertumbuhan pengeluaran makanan jadi di Penajam Paser Utara termasuk yang terendah, dengan penurunan sebesar 2,7 persen.
Kota Balikpapan mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi pada tahun 2024, yaitu Rp397.509 dengan pertumbuhan 12,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Samarinda berada di posisi kedua dengan Rp369.791, meningkat 5,4 persen. Sementara itu, Kabupaten Kutai Barat mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 22,7 persen dengan nilai pengeluaran Rp295.303. Data ini menunjukkan adanya perbedaan pola konsumsi dan pertumbuhan ekonomi antar wilayah di Kalimantan Timur.
Kota Balikpapan
Pada tahun 2024, Kota Balikpapan mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.441.412, pertumbuhan yang signifikan sebesar 22,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, Kota Balikpapan menduduki peringkat pertama se-Kalimantan Timur dalam hal pengeluaran bukan makanan. Perkembangan ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat Kota Balikpapan.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Perikanan Periode 2013-2024)
Kota Samarinda
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan dan bukan makanan di Kota Samarinda pada tahun 2024 mencapai Rp2.258.437, meningkat 11,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan capaian ini, Kota Samarinda berada di peringkat kedua se-Kalimantan Timur. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Samarinda memiliki kemampuan konsumsi yang cukup tinggi baik untuk kebutuhan makanan maupun non-makanan.
Kota Bontang
Pada tahun 2024, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Bontang tercatat sebesar Rp902.717, meningkat 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhannya tidak setinggi wilayah lain, Kota Bontang tetap berada di peringkat ketujuh se-Kalimantan Timur. Hal ini menunjukkan bahwa sektor makanan tetap menjadi prioritas bagi masyarakat Bontang.