Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi Kab. Kepulauan Meranti | 2024

Pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2024, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar Rp 54.152 per kapita per bulan. Angka ini mengalami penurunan sebesar 17,6% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 65.687 per kapita per bulan.

(Baca: Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp. 16.238,1 per Dolar AS (Senin, 30 Juni 2025))

Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 210.561, pengeluaran untuk sabun mandi hanya menyumbang sekitar 25,7% dari total pengeluaran tersebut. Sementara itu, dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp 158.150, pengeluaran untuk sabun mandi hanya sekitar 34,2%. Hal ini mengindikasikan bahwa pengeluaran untuk kebutuhan dasar seperti makanan masih menjadi prioritas utama bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti.

Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Kepulauan Meranti mengalami pasang surut. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp 49.251, kemudian naik menjadi Rp 57.126 pada tahun 2019, lalu turun kembali menjadi Rp 49.863 pada tahun 2020. Sempat naik signifikan pada tahun 2021 menjadi Rp 59.142 dan kemudian sedikit turun pada tahun 2022 menjadi Rp 54.597. Pengeluaran tertinggi terjadi pada tahun 2023 dengan nilai Rp 65.687, sebelum akhirnya mengalami penurunan signifikan di tahun 2024.

Dalam skala provinsi, pada tahun 2024, Kabupaten Kepulauan Meranti berada di peringkat ke-11 dari 12 kabupaten/kota di Riau dalam hal pengeluaran untuk sabun mandi. Peringkat ini tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Pekanbaru menempati peringkat pertama dengan nilai pengeluaran sebesar Rp 102.454, diikuti oleh Kabupaten Siak dengan Rp 91.838.

Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Riau, pertumbuhan pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun 2024 juga menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan. Kota Pekanbaru mengalami pertumbuhan sebesar 9,7%, sementara Kabupaten Siak justru mengalami penurunan sebesar 9%. Kabupaten Pelalawan juga mengalami penurunan sebesar 3,6%.

(Baca: Statistik Penduduk Beragama Protestan di Kep. Riau 2015-2024)

#### Kota PekanbaruPada tahun 2024, Kota Pekanbaru mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 1.203.364, mengalami pertumbuhan tipis sebesar 1,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan nilai ini, Kota Pekanbaru menduduki peringkat pertama se-kabupaten/kota di Provinsi Riau. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di kota ini juga tertinggi, yaitu Rp 927.655, meningkat 5,1% dari tahun sebelumnya.

#### Kota DumaiKota Dumai mencatatkan pertumbuhan signifikan pada rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, yaitu sebesar 14,5%, mencapai Rp 886.635 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini mengantarkan Kota Dumai pada peringkat kedua se-kabupaten/kota di Provinsi Riau. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Dumai sebesar Rp 835.171, tumbuh tipis 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya dan berada di peringkat kelima.

#### Kabupaten Rokan HuluKabupaten Rokan Hulu menunjukkan peningkatan signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, dengan pertumbuhan mencapai 27,3%, menjadi Rp 917.211 pada tahun 2024. Kenaikan ini menempatkan Rokan Hulu pada peringkat kedua se-kabupaten/kota di Provinsi Riau dalam kategori ini. Untuk pengeluaran bukan makanan, Rokan Hulu mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,9%, mencapai Rp 662.679, dan berada di peringkat ketujuh.

#### Kabupaten BengkalisKabupaten Bengkalis mengalami pertumbuhan tertinggi dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, yaitu sebesar 30,8%, mencapai Rp 911.939 pada tahun 2024. Hal ini menempatkan Bengkalis di peringkat ketiga se-kabupaten/kota di Provinsi Riau untuk kategori ini. Pengeluaran bukan makanan juga mengalami pertumbuhan signifikan, sebesar 17,3%, mencapai Rp 654.709, dan berada di peringkat kedelapan.