Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Bogor mencapai Rp348.362 per kapita per bulan pada tahun 2024. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini menunjukkan penurunan turun 7.2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp734.573, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini menyumbang sekitar 47.4% dari total pengeluaran. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp689.721 (data historis kabkota lain), pengeluaran makanan dan minuman jadi mencakup sekitar 50.5%.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Nusa Tenggara Timur 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Bogor mengalami fluktuasi. Terjadi kenaikan signifikan sebesar 34.8% pada 2019, namun kemudian turun 19.4% pada 2020. Setelah itu, sempat naik 15.5% pada 2021, kembali turun 11.4% pada 2022, dan melonjak tinggi sebesar 41.8% pada 2023, sebelum akhirnya sedikit turun pada 2024. Angka pengeluaran tertinggi tercatat pada 2023 dengan Rp375.341.
Secara keseluruhan, pengeluaran masyarakat Kota Bogor untuk makanan dan minuman jadi masih tergolong besar dan menunjukkan dinamika yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. BPS mencatat, selain makanan dan minuman jadi, pengeluaran masyarakat juga dialokasikan untuk kecantikan (Rp45.600), perawatan (Rp133.919), rokok dan tembakau (Rp127.606), serta sabun mandi (Rp97.979).
Dalam perbandingan antar wilayah di Jawa Barat pada 2024, Kota Bogor berada di urutan ke-6 untuk pengeluaran makanan dan minuman jadi. Kota Bekasi menempati urutan pertama dengan Rp478.517, diikuti Kota Depok (Rp420.276), Kabupaten Bekasi (Rp398.530), Kota Bandung (Rp383.870), dan Kota Cimahi (Rp348.576). Secara nasional, Kota Bogor berada di peringkat ke-27.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, beberapa kota menunjukkan pertumbuhan yang menarik. Kabupaten Bekasi mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 30.2%, disusul Kota Bekasi sebesar 12.5%. Sementara itu, Kota Cimahi mengalami penurunan -1.1%, dan Kota Tasikmalaya juga mengalami penurunan turun 1.4%.
(Baca: Tenaga Kependidikan SMP Swasta Lebih dari Sm Periode 2017-2024)
Kota Bekasi
Kota Bekasi mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp1.224.388 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 21.3% dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp3.132.705, menunjukkan dominasi pengeluaran untuk non makanan yang mencapai Rp1.908.316 dengan pertumbuhan 22.4%. Dengan capaian ini, Kota Bekasi menempati peringkat pertama di antara kabupaten/kota di Jawa Barat dalam hal pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan.
Kota Depok
Kota Depok memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan Rp1.148.659 pada 2024, dengan pertumbuhan 9%. Pengeluaran untuk bukan makanan mencapai Rp1.674.594 atau tumbuh 12.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp2.823.253, menempatkan Kota Depok di urutan kedua se-Jawa Barat setelah Kota Bekasi untuk kategori ini.
Kota Bandung
Pengeluaran untuk makanan di Kota Bandung mencapai Rp996.064 pada tahun 2024, meningkat 17.7% dari tahun sebelumnya. Total pengeluaran untuk bukan makanan mencapai Rp1.382.176, atau naik 12.2%. Dengan total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp2.378.240, Kota Bandung menempati peringkat ketiga di Jawa Barat.
Kota Cimahi
Kota Cimahi menunjukkan total pengeluaran untuk makanan sebesar Rp925.374, meningkat 12.3% dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan pengeluaran untuk bukan makanan sebesar Rp1.241.001, atau naik 14.3%. Jika digabungkan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Cimahi adalah Rp2.166.375, menempatkannya di posisi keempat di antara kabupaten/kota di Jawa Barat.