Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Hulu Sungai Tengah mencapai Rp48.553 per kapita per bulan pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 25,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perubahan preferensi atau peningkatan kesadaran masyarakat terhadap perawatan diri.
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp184.586, pengeluaran untuk perawatan kulit menyumbang sekitar 26,3 persen. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran untuk makanan jadi (Rp304.612) dan rokok serta tembakau (Rp129.570), proporsi pengeluaran untuk perawatan kulit masih relatif lebih kecil.
(Baca: PDB Paritas Data Beli (PPP) Yaman 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami fluktuasi. Dari tahun 2018 hingga 2024, pengeluaran terus mengalami kenaikan, namun sempat mengalami penurunan pada tahun 2022 sebelum kembali mengalami kenaikan yang signifikan pada dua tahun terakhir. Tahun 2021 menjadi tahun anomali dengan pertumbuhan pengeluaran mencapai 43,1 persen, diikuti penurunan tajam turun 19,4 persen pada tahun berikutnya.
Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah Rp1.308.937 pada tahun 2024. Angka ini meningkat sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, yang menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi atau perubahan pola konsumsi masyarakat.
Dalam perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah menempati peringkat ke-10 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada tahun 2024. Kota Banjarmasin menempati peringkat pertama dengan pengeluaran mencapai Rp133.196. Secara nasional, Kabupaten Hulu Sungai Tengah berada di peringkat ke-298.
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2024 adalah 48,5 persen, dengan besar pengeluaran Rp539.361. Kota Banjar Baru menduduki peringkat teratas dengan pertumbuhan minus 3,1 persen dan pengeluaran sebesar Rp999.000.
(Baca: Data BPS 2024, 22,6% Penduduk Kota Ambon Masih Anak-Anak)
Rata-rata pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah Rp40.475, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2018-2022) yang hanya Rp32.763. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran untuk perawatan kulit mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Kenaikan pengeluaran tertinggi terjadi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan 43,1 persen, sedangkan penurunan terdalam terjadi pada tahun 2022 dengan pertumbuhan minus 19,4 persen. Anomali ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perubahan perilaku konsumen terhadap perawatan kulit.
Kota Banjar Baru
Kota Banjar Baru mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp999.000 pada tahun 2024, mengalami penurunan sebesar 3,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, Kota Banjar Baru tetap menduduki peringkat pertama dalam hal pengeluaran bukan makanan di Kalimantan Selatan. Besaran pengeluaran makanan adalah Rp869.539.
Kota Banjarmasin
Pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Banjarmasin mencapai Rp950.619, meningkat 12,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan atau perubahan prioritas konsumsi masyarakat Kota Banjarmasin. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp842.753.
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu menunjukkan pertumbuhan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan yang signifikan, yaitu 10,2 persen, mencapai Rp940.270. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kabupaten ini. Sementara itu, pengeluaran makanan di Tanah Bumbu mencapai Rp889.498, pertumbuhan 12.9 persen.
Kabupaten Tabalong
Kabupaten Tabalong mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp801.281, meningkat 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan daya beli masyarakat dan diversifikasi konsumsi di Kabupaten Tabalong. Besaran pengeluaran makanan mencapai Rp876.414.
Kabupaten Tapin
Kabupaten Tapin mengalami pertumbuhan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan yang cukup tinggi, yaitu 18,6 persen, mencapai Rp748.100. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan dan perubahan pola konsumsi masyarakat di Kabupaten Tapin. Untuk pengeluaran makanan, tercatat Rp912.105.