Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan konsumsi masyarakat yang diukur menurut produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan tumbuh 4,93% menjadi Rp6,19 kuadriliun pada 2022 dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut tertinggi sejak terjadinya pandemi Covid-19 pada 2020.
Meskipun tumbuh, konsumsi rumah tangga Indonesia belum pulih dibandingkan dengan sebelum terjadi pandemi. Hal ini tecermin dari pertumbuhan konsumsi masyarakat pada tahun lalu masih lebih rendah dibanding 2019 yang berhasil tumbuh di atas 5% seperti terlihat pada grafik.
Sejak terjadi pandemi Covid-19 (mulai 2020) konsumsi masyarakat selalu tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Perekonomian nasional bertumbuh 5,31% menjadi Rp11,71 kuadriliun pada 2022 dibanding tahun sebelumnya 2,02%.
Tidak hanya itu, porsi konsumsi rumah tangga terhadap PDB atas dasar harga berlaku hanya mencapai 51,87% dari total PDB nasional senilai Rp19,59 kuadriliun pada 2022. Porsi tersebut merupakan yang terendah sejak 2010.
(Baca: Distribusi Konsumsi Rumah Tangga Capai Level Terendah dalam 12 Tahun Terakhir)
Berikut ini kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian nasional dari sisi pengeluaran:
- 2022: 51,87%
- 2021: 54,40%
- 2020: 57,63%
- 2019: 56,63%
- 2018: 55,76%
- 2017: 56,09%
- 2016: 56,66%
- 2015: 56,31%
- 2014: 55,96%
- 2013: 55,74%
- 2012: 55,35%
- 2011: 54,40%
- 2010: 55,16%