Pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, menunjukkan sedikit peningkatan pada tahun 2024. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat pengeluaran sebesar Rp 80.748 per kapita per bulan. Angka ini tumbuh 2,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat, alokasi untuk rokok dan tembakau cukup signifikan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp 101.737, sementara untuk makanan jadi Rp 108.864. Ini menunjukkan bahwa konsumsi rokok dan tembakau mengambil porsi yang cukup besar dari anggaran rumah tangga.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Kalimantan Tengah 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Mamasa fluktuatif. Setelah mengalami kenaikan dari Rp 66.318 pada 2018 menjadi Rp 85.806 pada 2020, terjadi penurunan pada 2021 menjadi Rp 76.505. Meskipun sempat naik sedikit pada 2022, terjadi sedikit penurunan lagi pada 2023 sebelum kembali naik pada 2024. Hal ini mengindikasikan konsumsi rokok dan tembakau tidak stabil di Kabupaten Mamasa.
Pertumbuhan pengeluaran masyarakat secara keseluruhan juga perlu diperhatikan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mengalami penurunan sebesar 14,2 persen, dari Rp 881.699 menjadi Rp 756.116. Penurunan ini lebih dalam dibandingkan dengan kabupaten lain di Sulawesi Barat.
Dalam peringkat pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Sulawesi Barat, Kabupaten Mamasa menempati urutan kelima dari enam kabupaten/kota. Kabupaten Mamuju Utara menduduki peringkat pertama dengan pengeluaran Rp 184.962. Secara nasional, Mamasa berada di peringkat 465.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Kalimantan Timur Periode 2018-2023)
Kabupaten Mamuju
Kabupaten Mamuju mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 716.334 pada tahun 2024, naik signifikan sebesar 36,3 persen dari tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan Mamuju di peringkat pertama se-Sulawesi Barat. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp 583.511, tumbuh 24,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan yang signifikan ini menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi atau peningkatan pendapatan masyarakat di Mamuju.
Kabupaten Mamuju Utara
Pada tahun 2024, Kabupaten Mamuju Utara mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 642.098, mengalami sedikit peningkatan sebesar 2,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhannya tidak setinggi Mamuju, Mamuju Utara tetap berada di peringkat kedua se-Sulawesi Barat untuk kategori ini. Di sisi lain, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp 719.682, naik 12,2 persen dari tahun sebelumnya, menempatkannya sebagai kabupaten dengan pengeluaran makanan tertinggi di provinsi tersebut.
Kabupaten Polewali Mandar
Kabupaten Polewali Mandar menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 441.224 pada tahun 2024, meningkat 14,1 persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini cukup signifikan, namun menempatkan Polewali Mandar di peringkat keempat di antara kabupaten/kota di Sulawesi Barat. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami peningkatan sebesar 18,4 persen, mencapai Rp 588.560. Peningkatan ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan dan konsumsi masyarakat di Polewali Mandar.
Kabupaten Majene
Kabupaten Majene mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 434.435 pada tahun 2024, sedikit meningkat 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang relatif kecil ini menempatkan Majene di peringkat kelima se-Sulawesi Barat. Untuk pengeluaran makanan, Majene mencatat angka Rp 493.185, naik 14,7 persen dari tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhannya cukup baik, Majene masih perlu berupaya meningkatkan pengeluaran di sektor non-makanan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.