Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Surabaya pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp400.939 per kapita per bulan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 14,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2023 yang hanya sebesar 12%. Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang jasa yang mencapai Rp723.548, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini menyumbang sekitar 55,4% dari total pengeluaran.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kota Sawahlunto | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Surabaya mengalami fluktuasi. Pada periode 2018-2020, pengeluaran cenderung naik, namun sempat mengalami penurunan pada tahun 2021 dan 2022. Kemudian, pada tahun 2023 dan 2024, terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Meskipun sempat ada penurunan, pengeluaran tahun 2024 menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Pengeluaran masyarakat Kota Surabaya secara keseluruhan juga menunjukkan perkembangan yang menarik. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan adalah Rp897.200, sedangkan untuk bukan makanan mencapai Rp1.216.228 di tahun 2024. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Kota Surabaya memiliki kemampuan ekonomi yang cukup baik, sehingga dapat mengalokasikan sebagian besar pengeluarannya untuk kebutuhan di luar makanan.
Dalam data perbandingan, Kota Surabaya menduduki peringkat pertama di antara kabupaten/kota se-Jawa Timur dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi pada tahun 2024. Di tingkat nasional, Kota Surabaya berada di peringkat 13. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi di Kota Surabaya cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Budha di Kabupaten Sidoarjo 2015-2024)
Berdasarkan data, terdapat beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Timur yang memiliki nilai pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi cukup tinggi. Berikut adalah lima di antaranya: Kota Madiun: Rp342.580, mengalami penurunan turun 3.8%, dan berada di peringkat 2 se-provinsi. Kabupaten Gresik: Rp323.668, mengalami pertumbuhan sebesar 0.7%, dan berada di peringkat 3 se-provinsi. Kota Pasuruan: Rp308.066, mengalami pertumbuhan sebesar 3.1%, dan berada di peringkat 4 se-provinsi. Kota Kediri: Rp303.435, mengalami pertumbuhan sebesar 8.6%, dan berada di peringkat 5 se-provinsi. Kabupaten Sidoarjo: Rp300.211, mengalami pertumbuhan sebesar 7.2%, dan berada di peringkat 6 se-provinsi.
Kota Malang
Kota Malang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp1.216.228 di tahun 2024, meningkat 4.5% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.163.346,82. Meskipun demikian, rankingnya turun menjadi 3 se-kabupaten/kota di Jawa Timur, dari sebelumnya berada di urutan 2.
Kota Madiun
Di Kota Madiun, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mengalami penurunan turun 12.8%, dari Rp2.343.780 menjadi Rp2.043.693 di tahun 2024. Hal ini juga menyebabkan penurunan ranking, dari sebelumnya berada di urutan 1 menjadi urutan 1 se-kabupaten/kota di Jawa Timur.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar 16%, mencapai Rp881.851 di tahun 2024. Pertumbuhan ini mendorong Kabupaten Sidoarjo naik ke peringkat 3 se-kabupaten/kota di Jawa Timur, dari sebelumnya berada di urutan 3.
Kota Batu
Kota Batu mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp968.150 di tahun 2024, meningkat signifikan sebesar 28.9% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp751.201,42. Dengan pertumbuhan ini, Kota Batu naik ke peringkat 4 se-kabupaten/kota di Jawa Timur dalam hal pengeluaran bukan makanan.