Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2024 mencapai Rp158.120 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 12.1% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menandakan peningkatan konsumsi makanan dan minuman jadi oleh masyarakat Musi Rawas.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Musi Rawas mengalami fluktuasi. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp97.096, kemudian meningkat signifikan menjadi Rp123.114 pada tahun 2019, atau tumbuh sebesar 26.8%. Sempat sedikit meningkat pada tahun 2020 menjadi Rp124.342, namun mengalami penurunan sebesar 8.8% pada tahun 2021 menjadi Rp113.406. Setelah tahun 2021, pengeluaran terus mengalami kenaikan hingga mencapai angka tertinggi pada tahun 2024.
(Baca: Jumlah Perceraian di Sumatera Barat Periode 2019-2024)
Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi merupakan bagian dari total pengeluaran masyarakat. Dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp187.139, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi menyumbang sebagian signifikan dari total pengeluaran tersebut. Data ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi memiliki peran penting dalam perekonomian rumah tangga di Musi Rawas.
Secara peringkat, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Musi Rawas berada di urutan ke-12 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Selatan, dan urutan ke-347 secara nasional. Peringkat ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi makanan dan minuman jadi di Musi Rawas masih berada di bawah beberapa wilayah lain di Sumatera Selatan. Kota Palembang menempati peringkat pertama dengan nilai pengeluaran Rp260.575, diikuti Kabupaten Banyuasin dengan Rp201.407.
Beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan juga menunjukkan angka pengeluaran yang signifikan. Kabupaten Musi Banyuasin mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 33.2% dengan nilai pengeluaran Rp184.680. Kabupaten Ogan Ilir juga mengalami pertumbuhan tinggi yakni 28.1% dengan nilai pengeluaran Rp169.839. Sementara itu, Kota Prabumulih mengalami sedikit penurunan sebesar 0.1% dengan nilai pengeluaran Rp154.291.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Jawa Tengah Periode 2018-2023)
Kota Palembang
Berdasarkan data BPS, Kota Palembang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp861.308 pada tahun 2024, meningkat 10.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi tertinggi di Sumatera Selatan, Palembang menunjukkan pola konsumsi yang tinggi baik untuk kebutuhan makanan maupun non-makanan. Pengeluaran total (makanan dan non makanan) mencapai Rp1.676.313, menempatkan Palembang di peringkat pertama di provinsi tersebut.
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, mencapai Rp629.974 pada tahun 2024, atau naik 23.5% dari tahun sebelumnya. Pengeluaran total masyarakat Musi Banyuasin untuk makanan dan non makanan juga mengalami kenaikan signifikan dan menempatkannya di peringkat kedua se-Sumatera Selatan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat di kabupaten ini.
Kota Prabumulih
Kota Prabumulih mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp626.343 pada tahun 2024, naik 7.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pengeluaran total untuk makanan dan non makanan mencapai Rp1.214.639, Prabumulih berada di urutan ketujuh se-Sumatera Selatan. Meskipun pertumbuhan pengeluaran bukan makanan tidak setinggi wilayah lain, Prabumulih tetap menunjukkan stabilitas dalam pola konsumsi masyarakatnya.
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Muara Enim mencatatkan pertumbuhan tertinggi dalam pengeluaran bukan makanan, mencapai 29% atau sebesar Rp576.717 pada tahun 2024. Pengeluaran total untuk makanan dan non makanan juga mengalami kenaikan signifikan, menempatkan Muara Enim di urutan kelima se-Sumatera Selatan. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan diversifikasi kebutuhan konsumsi di kabupaten ini.