Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Lamongan pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp273.639 per kapita per bulan.
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS), angka ini menunjukkan pertumbuhan sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu hanya 0,7 persen. Pengeluaran ini menempatkan Kabupaten Lamongan pada peringkat ke-13 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Timur dan peringkat ke-173 secara nasional.
(Baca: Produksi Jeruk Siam Periode 2013-2023)
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat Lamongan untuk makanan dan bukan makanan yang mencapai Rp1.314.536 per kapita per bulan, maka pengeluaran untuk aneka barang dan jasa hanya menyumbang sekitar 20,8 persen. Sementara itu, kontribusinya terhadap pengeluaran bukan makanan adalah sekitar 44,8 persen, mengingat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Lamongan mencapai Rp610.343.
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Lamongan cenderung fluktuatif. Pada tahun 2019 sempat mengalami penurunan sebesar 6,9 persen, namun kemudian kembali naik signifikan pada tahun 2020 sebesar 12,5 persen, tahun 2021 sebesar 15,2 persen, dan tahun 2022 sebesar 20 persen. Pertumbuhan yang cukup tinggi ini diikuti oleh peningkatan yang lebih moderat pada tahun 2023 sebesar 7,9 persen dan tahun 2024 yang hanya tumbuh sedikit 0,7 persen.
Pengeluaran tertinggi untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Lamongan terjadi pada tahun 2024 dengan nilai Rp273.639. Untuk perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kota Surabaya mencatatkan nilai pengeluaran tertinggi, yakni mencapai Rp723.548 dengan pertumbuhan 18,9 persen. Sementara itu, Kota Madiun berada di urutan kedua dengan nilai Rp444.047, namun mengalami penurunan sebesar 14 persen. Kota Malang berada di posisi ketiga dengan nilai Rp419.184 dan penurunan 15,3 persen. Kabupaten Situbondo mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 67,6 persen dengan nilai Rp418.514. Kota Pasuruan mencatatkan nilai Rp407.139 dengan pertumbuhan 6,1 persen.
BPS mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk kecantikan di Kabupaten Lamongan sebesar Rp38.546, untuk makanan jadi sebesar Rp226.717, untuk perawatan sebesar Rp65.906, untuk rokok dan tembakau sebesar Rp135.912, dan untuk sabun mandi sebesar Rp55.445.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Palau 2015 - 2024)
Kota Surabaya
Berdasarkan data dari BPS, Kota Surabaya mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tertinggi di Jawa Timur pada tahun 2024, yaitu mencapai Rp1.541.006. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Surabaya juga tertinggi, mencapai Rp1.061.445 atau naik 29,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Kota Surabaya mencapai Rp2.602.451. Dengan demikian, Kota Surabaya menempati peringkat pertama dalam hal pengeluaran per kapita di Jawa Timur.
Kota Malang
Kota Malang menempati posisi yang cukup tinggi dalam hal pengeluaran per kapita di Jawa Timur. BPS mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Malang sebesar Rp1.216.228 pada tahun 2024, tumbuh sedikit 4,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp738.690, meningkat 3,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, secara keseluruhan, total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Kota Malang mengalami penurunan turun 10.8 persen, menjadi Rp1.954.918. Hal ini menempatkan Kota Malang pada peringkat ke-4 di antara kabupaten/kota di Jawa Timur.
Kota Madiun
Kota Madiun mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.192.091, tumbuh 15,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Madiun tercatat sebesar Rp851.602, meningkat 7 persen. Namun, total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Kota Madiun mengalami penurunan turun 12.8 persen, menjadi Rp2.043.693. Kota Madiun berada di peringkat kedua se-Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo menunjukkan tren yang menarik dalam hal pengeluaran. BPS mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Sidoarjo sebesar Rp1.077.404, meningkat 14.7 persen. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp881.851, meningkat 16 persen. Namun, total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Kabupaten Sidoarjo juga mengalami penurunan turun 7 persen, menjadi Rp1.959.255. Meskipun demikian, Kabupaten Sidoarjo tetap menempati peringkat ke-3 dalam hal pengeluaran per kapita di Jawa Timur.