Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Bombana pada tahun 2024 adalah sebesar Rp146.853 per kapita per bulan. Angka ini mengalami sedikit penurunan turun 0,1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp1.187.114, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 12,37%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi sebesar Rp620.133, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 23,68%. Ini menunjukkan bahwa sebagian signifikan dari pengeluaran masyarakat Bombana dialokasikan untuk konsumsi rokok dan tembakau.
(Baca: Persentase Penduduk di Kabupaten Mamasa Menurut Kategori Kelompok (Data 2024))
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Bombana cenderung fluktuatif. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp120.442, kemudian sedikit menurun menjadi Rp117.693 pada tahun 2019. Sempat naik tipis pada tahun 2020 menjadi Rp119.540, kemudian meningkat signifikan pada tahun 2021 menjadi Rp129.317. Kenaikan terus berlanjut hingga mencapai Rp147.035 pada tahun 2023, sebelum akhirnya sedikit menurun di tahun 2024 menjadi Rp146.853. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2023 dengan kenaikan sebesar 11,8%.
Pada tahun 2024, Kabupaten Bombana berada di peringkat 14 secara regional di Pulau Sulawesi dalam hal pengeluaran untuk rokok dan tembakau. Di antara kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Tenggara, Bombana menempati peringkat 3. Secara nasional, Bombana berada di peringkat 152. Di tingkat provinsi, Kabupaten Konawe Utara menduduki peringkat pertama dengan pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau sebesar Rp184.041, diikuti oleh Kabupaten Kepulauan Konawe di peringkat kedua dengan Rp160.200.
Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Sulawesi Tenggara pada tahun 2024, Kabupaten Konawe Utara mencatatkan nilai pengeluaran untuk rokok dan tembakau tertinggi, yaitu Rp184.041 dengan pertumbuhan 6,2%. Kabupaten Kepulauan Konawe berada di urutan kedua dengan nilai Rp160.200 dan pertumbuhan 8,2%. Sementara itu, Kabupaten Konawe berada di urutan keempat dengan nilai Rp140.726 dan pertumbuhan 10,6%. Kabupaten Kolaka Utara berada di posisi kelima dengan nilai Rp139.746 dan pertumbuhan 16,6%. Kota Kendari berada di urutan ketujuh dengan nilai Rp129.306 dan pertumbuhan tertinggi, yaitu 21,7%.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Kalimantan Timur 2015 - 2024)
Kota Kendari
Berdasarkan data BPS, Kota Kendari mencatatkan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.013.733 pada tahun 2024, meningkat 1,1% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.002.920,14. Walaupun pertumbuhan relatif kecil, Kota Kendari tetap menduduki peringkat pertama di antara kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara untuk indikator ini. Ini menunjukkan stabilitas pengeluaran masyarakat Kota Kendari untuk kebutuhan non-makanan.
Kabupaten Konawe Utara
Kabupaten Konawe Utara mengalami pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan, mencapai Rp812.097 pada tahun 2024. Angka ini naik 8,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp746.143,69. Kenaikan ini menempatkan Konawe Utara di peringkat pertama dalam hal pengeluaran makanan di antara kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan konsumsi masyarakat terhadap kebutuhan pangan.
Kabupaten Kolaka Utara
Kabupaten Kolaka Utara menunjukkan pertumbuhan yang solid dalam pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan, dengan angka mencapai Rp859.737 pada tahun 2024. Pertumbuhan sebesar 22,1% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Rp704.217,7. Dengan pertumbuhan ini, Kolaka Utara menduduki peringkat ketiga dalam hal pengeluaran bukan makanan di antara kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.
Kota Bau Bau
Kota Bau Bau mencatatkan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp1.232.135 pada tahun 2024. Angka ini tumbuh 4,2% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.182.486,51. Pertumbuhan ini menempatkan Kota Bau Bau di peringkat keenam di antara kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara dalam hal total pengeluaran per kapita, menunjukkan peningkatan ekonomi yang stabil.