Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Lubuk Linggau sebesar Rp181.076 per kapita per bulan pada tahun 2024.
Angka ini menunjukkan penurunan turun 4.4% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pengeluaran ini masih lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang tercatat Rp173.882, namun belum mampu melampaui angka tertinggi pada 2022 yaitu Rp205.869. Secara keseluruhan, data pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Lubuk Linggau dalam tujuh tahun terakhir cenderung fluktuatif. Sempat mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2020 dan 2022, namun kemudian mengalami penurunan di tahun 2021 dan 2023, dan terakhir kembali sedikit turun pada tahun 2024.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Sulawesi Tengah Periode 2018-2023)
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp216.356, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini mencakup sekitar 83.7% dari total pengeluaran. Ini mengindikasikan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi memegang peranan cukup penting dalam alokasi anggaran rumah tangga di Kota Lubuk Linggau. Selain itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk rokok dan tembakau yang mencapai Rp92.374, angka ini hampir dua kali lipat, menunjukkan preferensi yang kuat terhadap konsumsi makanan dan minuman siap saji.
Pada tahun 2024, Kota Lubuk Linggau berada di peringkat ke-5 dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di antara kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Selatan. Sementara secara nasional, Kota Lubuk Linggau berada di peringkat ke-275. Peringkat ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi makanan dan minuman jadi di Kota Lubuk Linggau relatif tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Selatan, meskipun masih jauh di bawah Kota Palembang yang menduduki peringkat pertama.
Sebagai perbandingan, Kota Palembang mencatat pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi sebesar Rp260.575 pada tahun 2024, dengan penurunan turun 1.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Banyuasin mencatatkan pengeluaran Rp201.407, mengalami penurunan turun 7.6%. Sementara itu, Kabupaten Musi Banyuasin mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 33.2% dengan nilai pengeluaran mencapai Rp184.680. Kabupaten Lahat mencatatkan pengeluaran Rp184.364, mengalami penurunan turun 5.4%. Kabupaten Ogan Ilir mencatatkan pengeluaran Rp169.839, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 28.1%.
BPS juga mencatat data historis pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan. Berikut adalah perbandingan beberapa wilayah:
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau di Kab. Tulang Bawang 2018 - 2024)
Kota Palembang
Pada tahun 2024, pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Palembang mencapai Rp861.308, meningkat 10.5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp779.490. Kenaikan ini menunjukkan peningkatan alokasi dana untuk kebutuhan selain makanan, seperti transportasi, pendidikan, dan hiburan. Dengan pertumbuhan yang signifikan, Kota Palembang tetap menduduki peringkat pertama se-Provinsi Sumatera Selatan dalam hal pengeluaran bukan makanan.
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi dalam pengeluaran bukan makanan, mencapai Rp629.974 pada tahun 2024, naik 23.5% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp510.001. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan Kota Palembang. Peningkatan ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan dan diversifikasi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Musi Banyuasin, dengan menempati urutan kedua se-Provinsi Sumatera Selatan.
Kota Prabumulih
Kota Prabumulih mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp626.343 pada tahun 2024, meningkat 7.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhannya tidak setinggi Musi Banyuasin, namun tetap menunjukkan tren positif. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Prabumulih juga mengalami peningkatan dalam pengeluaran untuk kebutuhan non-pangan, serta berada di posisi ketiga se-Provinsi Sumatera Selatan.
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Muara Enim mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan kabupaten kota lain dalam hal pengeluaran bukan makanan mencapai 29% yaitu sebesar Rp576.717 pada tahun 2024, dari Rp447.063 tahun sebelumnya. Peningkatan yang signifikan ini menunjukkan adanya perbaikan ekonomi yang cukup pesat di Muara Enim. Data ini menempatkan Muara Enim pada urutan keempat di antara kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan dalam hal pengeluaran bukan makanan.