Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, menunjukkan fluktuasi selama periode 2018-2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2024, pengeluaran mencapai Rp137.227 per kapita per bulan. Angka ini mengalami penurunan sebesar 10,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini memutus tren positif yang sempat terlihat pada 2023, di mana terjadi pertumbuhan signifikan sebesar 30,8%.
Secara historis, pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bombana terjadi pada 2023, yakni sebesar Rp153.673 per kapita per bulan. Pada tahun tersebut, pengeluaran melonjak tajam. Namun, perlu dicatat bahwa angka pengeluaran pada 2024 masih lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, seperti 2018 (Rp103.648), 2019 (Rp107.014), 2020 (Rp134.479), 2021 (Rp116.539), dan 2022 (Rp117.470).
(Baca: Persentase Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Periode 2014-2023)
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan di Kabupaten Bombana pada 2024, yang mencapai Rp1.187.114 (makanan dan bukan makanan), maka pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi berkontribusi sekitar 11,5%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan (Rp620.133), kontribusi makanan dan minuman jadi mencapai sekitar 22,1%. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran masyarakat Bombana masih dialokasikan untuk kebutuhan makanan pokok dan barang/jasa lainnya.
Dalam skala provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Bombana berada di peringkat ke-10 untuk pengeluaran makanan dan minuman jadi pada 2024. Peringkat ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi makanan dan minuman jadi di Bombana masih berada di bawah beberapa kabupaten/kota lain di provinsi tersebut, seperti Kota Kendari (peringkat 1), Kabupaten Kolaka Utara (peringkat 2), dan Kabupaten Konawe Utara (peringkat 3). Secara nasional, Kabupaten Bombana menempati peringkat ke-397 dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sulawesi Tenggara, Kota Kendari mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi pada 2024, yakni Rp261.016 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 8,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Kolaka Utara berada di urutan kedua dengan Rp226.332, dan pertumbuhan 23,2%. Kabupaten Konawe Utara mencatatkan Rp215.315, namun mengalami penurunan 11,1%. Kabupaten Kolaka berada di angka Rp176.040 dengan penurunan 2,4%. Kabupaten Konawe Selatan Rp151.221 dengan pertumbuhan 7,9%.
Kota Kendari
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Kendari pada 2024 mencapai Rp1.013.733, naik tipis 1,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, Kota Kendari tetap menduduki peringkat pertama untuk pengeluaran bukan makanan di Sulawesi Tenggara. Besarnya pengeluaran bukan makanan di Kendari menunjukkan tingkat konsumsi barang dan jasa yang tinggi dibandingkan daerah lain di provinsi ini.
(Baca: Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp. 16.659,4 per Dolar AS (Rabu, 26 November 2025))
Kabupaten Konawe Utara
Kabupaten Konawe Utara mencatat pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, yakni sebesar 31,5% menjadi Rp861.907 per kapita sebulan pada 2024. Pertumbuhan ini menempatkan Konawe Utara di peringkat kedua untuk pengeluaran bukan makanan di Sulawesi Tenggara. Peningkatan ini bisa jadi mencerminkan meningkatnya akses masyarakat terhadap berbagai barang dan jasa.
Kabupaten Kolaka Utara
Kabupaten Kolaka Utara juga menunjukkan performa yang baik dengan pertumbuhan pengeluaran bukan makanan sebesar 22,1% menjadi Rp859.737 per kapita sebulan pada 2024. Peningkatan ini mengukuhkan posisi Kolaka Utara sebagai salah satu daerah dengan tingkat konsumsi bukan makanan yang tinggi di Sulawesi Tenggara, menduduki peringkat ketiga di provinsi tersebut.