Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Magetan pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 56.242 per kapita per bulan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini menunjukkan adanya pertumbuhan sebesar 18.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini mengindikasikan peningkatan kesadaran atau kemampuan masyarakat Magetan dalam memprioritaskan perawatan kulit.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Magetan yang mencapai Rp 248.179, pengeluaran untuk perawatan kulit menyumbang sekitar 22.6%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk kecantikan secara keseluruhan yang sebesar Rp 30.875, alokasi untuk perawatan kulit mendominasi. Pengeluaran total masyarakat Magetan juga menunjukkan perkembangan yang signifikan, mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan yang memungkinkan alokasi dana lebih besar untuk kebutuhan non-primer seperti perawatan kulit.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di DKI Jakarta Periode 2018-2023)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Magetan menunjukkan fluktuasi. Tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp 27.592, kemudian melonjak tajam di tahun 2019 menjadi Rp 54.767, atau meningkat sebesar 98.5%. Namun, terjadi penurunan signifikan sebesar 29.1% pada tahun 2020 menjadi Rp 38.817, kemungkinan akibat pandemi Covid-19 yang memengaruhi prioritas pengeluaran masyarakat. Selanjutnya, dari tahun 2021 hingga 2023, pengeluaran cenderung stabil di kisaran Rp 44.713 hingga Rp 47.451. Tahun 2024 menjadi tahun dengan angka tertinggi, melampaui tahun 2019.
Pada tahun 2024, Kabupaten Magetan menduduki peringkat ke-13 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit di antara kabupaten/kota se-Jawa Timur, serta peringkat ke-230 secara nasional. Peringkat ini menunjukkan bahwa kesadaran akan perawatan kulit di Magetan cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur. Di Pulau Jawa, Magetan berada di urutan ke-52 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat beberapa kabupaten/kota dengan pengeluaran tertinggi untuk perawatan kulit di Jawa Timur pada tahun 2024. Kota Surabaya menduduki peringkat pertama dengan pengeluaran Rp 102.806 per kapita per bulan, mengalami penurunan sebesar 13.6% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Sidoarjo berada di posisi kedua dengan Rp 96.645, turun signifikan sebesar 26%. Kota Malang menempati urutan ketiga dengan Rp 96.117, tumbuh sedikit 3.4%. Kota Madiun berada di peringkat keempat dengan Rp 90.081, turun sebesar 24.4%. Kota Pasuruan melengkapi lima besar dengan Rp 84.870, melonjak 26.9%.
Kota Surabaya
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Surabaya menunjukkan angka yang signifikan. Pada tahun sebelumnya, tercatat sebesar Rp 1.149.686,88 dan mengalami peningkatan menjadi Rp 1.541.006 pada tahun 2024, mencerminkan pertumbuhan sebesar 34%. Kota Surabaya menduduki peringkat pertama se-kabupaten/kota di provinsi Jawa Timur. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan juga mengalami kenaikan, dari Rp 819.085,3 menjadi Rp 1.061.445 di tahun 2024, dengan pertumbuhan 29.6%.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang di Bengkulu | 2024)
Kota Malang
Pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Malang, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan stabilitas dengan sedikit kenaikan. Dari Rp 1.163.346,82 tahun sebelumnya menjadi Rp 1.216.228 pada tahun 2024, hanya tumbuh 4.5%. Meskipun demikian, Kota Malang tetap menduduki peringkat kedua se-kabupaten/kota di provinsi Jawa Timur. Untuk pengeluaran makanan, terjadi kenaikan moderat dari Rp 715.313,73 menjadi Rp 738.690 di tahun 2024, dengan pertumbuhan 3.3%.
Kota Madiun
Kota Madiun menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dalam pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan dari Rp 1.033.945,68 menjadi Rp 1.192.091 pada tahun 2024, atau tumbuh 15.3%. Hal ini menempatkan Kota Madiun di peringkat ketiga se-kabupaten/kota di Jawa Timur. Pengeluaran untuk makanan juga meningkat, dari Rp 795.913,73 menjadi Rp 851.602 di tahun 2024, dengan pertumbuhan 7%.