Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Situbondo mencapai Rp418.514 per kapita per bulan pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 67,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 ke 2023 yang hanya tumbuh 51,7%.
Dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat Kabupaten Situbondo yang mencapai Rp1.138.880 per kapita per bulan, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa menyumbang sekitar 36,7%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp548.627, maka aneka barang dan jasa menyumbang 76,2%. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat Situbondo cukup besar dalam mengalokasikan dana untuk kebutuhan selain makanan.
(Baca: Kredit Bank Umum Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Periode 2015-2025)
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Situbondo mengalami fluktuasi. Pada tahun 2020, terjadi penurunan turun 16,4% akibat pandemi Covid-19, namun kembali pulih dan mencatat pertumbuhan positif di tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2024 ini, Situbondo mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ini menjadi catatan anomali karena tumbuh sangat signifikan.
Peningkatan pengeluaran untuk aneka barang dan jasa ini sejalan dengan meningkatnya rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk kebutuhan seperti kecantikan (Rp39.189), perawatan (Rp47.311), dan sabun mandi (Rp58.749). Sementara itu, pengeluaran untuk makanan jadi tercatat sebesar Rp186.854 dan rokok serta tembakau sebesar Rp124.882.
Dalam perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kabupaten Situbondo menduduki peringkat ke-4 dalam hal pengeluaran untuk aneka barang dan jasa pada tahun 2024. Di tingkat nasional, Situbondo berada di peringkat ke-47. Kota Surabaya menempati peringkat pertama di Jawa Timur dengan nilai Rp723.548, diikuti Kota Madiun (Rp444.047), dan Kota Malang (Rp419.184).
Lima kabupaten/kota dengan pengeluaran untuk aneka barang dan jasa tertinggi di Jawa Timur pada tahun 2024 adalah Kota Surabaya (Rp723.548), Kota Madiun (Rp444.047), Kota Malang (Rp419.184), Kota Pasuruan (Rp407.139) dan Kabupaten Sidoarjo (Rp384.420). Kota Surabaya mencatat pertumbuhan sebesar 18,9%, sementara Kota Madiun dan Kota Malang justru mengalami penurunan masing-masing turun 14% dan -15,3%. Kota Pasuruan mengalami pertumbuhan sedikit 6,1% dan Sidoarjo mengalami penurunan cukup besar -23.2%.
(Baca: Jumlah Perceraian akibat Perselisihan dan Pertengkaran Terus Menerus Periode 2018-2024)
#### Kota SurabayaBerdasarkan data, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Surabaya pada tahun 2024 mencapai Rp1.541.006, meningkat sebesar 34% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.149.686,88. Pengeluaran untuk makanan juga meningkat signifikan menjadi Rp1.061.445. Dengan total pengeluaran mencapai Rp2.602.451, Kota Surabaya tetap menduduki peringkat pertama se-Jawa Timur.
#### Kota MalangKota Malang mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.216.228 pada tahun 2024, meningkat 4.5% dari tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp738.690. Total pengeluaran masyarakat Kota Malang mencapai Rp1.954.918, menempatkannya di peringkat ke-4 se-Jawa Timur. Pertumbuhan yang lambat ini menjadikan Kota Malang perlu evaluasi strategi ekonomi daerah agar bisa tumbuh lebih baik.
#### Kota MadiunPada tahun 2024, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Madiun mencapai Rp1.192.091, meningkat sebesar 15.3% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan sebesar Rp851.602. Dengan total pengeluaran Rp2.043.693, Kota Madiun berada di peringkat ke-2 se-Jawa Timur. Kota Madiun mampu mempertahankan posisinya dengan pertumbuhan yang cukup baik pada sektor bukan makanan.
#### Kabupaten SidoarjoKabupaten Sidoarjo menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.077.404 pada tahun 2024, meningkat 14.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan tercatat Rp881.851. Total pengeluaran masyarakat Sidoarjo mencapai Rp1.959.255, menempatkannya di peringkat ke-3 se-Jawa Timur. Peningkatan ini menunjukkan sektor bukan makanan dan makanan tumbuh beriringan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Kabupaten Sidoarjo.